Antimicrobial Resistance (AMR)

Ni Wajan Leestyawati Palgunadi
Penyuluh Pertanian Utama
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

Antimikrobial resistance yang disingkat AMR dalam Bahasa Indonesia disebut resistensi antimikroba adalah kemampuan mikroba untuk menahan efek obat/zat yang dirancang untuk membasminya. 

Mikroba adalah mikroorganisme atau makhluk hidup berukuran sangat kecil sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang. Yang termasuk mikroba antara lain bakteri, virus, jamur, protozoa, dan sejenisnya. Mikroorganisme ini hidup di berbagai lingkungan dan mempunyai peranan penting dalam siklus kehidupan.

Mikroba dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu mikroba yang menguntungkan dan yang pathogen. Mikroba yang menguntungkan misalnya mikroba didalam saluran pencernaan membantu memecah nutrisi sehingga mudah diserap oleh tubuh. Mikroba di alam terbuka membantu menguraikan atau mendekomposisi sampah/limbah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, dan mikroba juga membantu proses fermentasi pada pembuatan makanan seperti pembuatan tape, minuman dan sebagainya. Sedangkan mikroba yang pathogen adalah mikroba yang menyebabkan suatu penyakit pada manusia maupun pada hewan.

Source : who

Mikroba yang bersifat pathogen ini dibasmi dengan obat/zat yang dinamakan antimikroba. Contoh antimikroba adalah antibiotik, antivirus, antijamur, dan antiparasit. Zat-zat antimikroba membantu menghentikan pertumbuhan dan perkembangan bahkan membunuh mikroba pathogen sehingga menghentikan infeksi dan menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen tersebut. Namun penggunaan anti mikroba yang tidak tepat akan menyebabkan resistensi mikroba terhadap anti mikroba. Dalam perkembangannya, banyak mikroba yang tahan atau resisten terhadap antimikroba.

Resistensi antimikroba yakni resistensi terhadap antibiotika telah diketahui sejak dimulainya penggunaan antibiotik penisilin yang ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928, dan kekhawatiran mengenai resistensi muncul setelah penemuan tersebut pada tahun 1940an. Tahun 2021 WHO, mencatat bahwa mikroba yang tahan terhadap antimikroba yaitu resistensi antibiotik semakin meningkat dan menjadi ancaman secara global. Global Antimicrobial Resistance and Use Surveillance System (GLASS) tahun 2022 melaporkan bahwa tingkat resistensi yang mengkhawatirkan terjadi pada bakteri patogen yang umum. Dampak resistensi antimikroba pada hewan dan manusia antara lain menyebabkan pengobatan terhadap suatu penyakit yang tadinya efektif menjadi tidak efektif, dan menimbulkan peningkatan penyebaran penyakit.

Source : Scientific Americans

Resistensi mikroba terhadap antimikroba disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya:

  • Penggunaan antimikroba yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
  • Penggunakan antimikroba secara berlebihan.
  • Pencegahan penyakit dengan menggunakan antimikroba, yang diistilahkan dengan dosis pencegahan. Pada hewan sering dilakukan pemberian antibiotik melaui pakan. Sesungguhnya penggunaan antimikroba yang tidak memadai ini berkontribusi terhadap resistensi mikroba. Paparan terhadap dosis yang tidak mencukupi dapat membuat mikroba menjadi tangguh, bertahan hidup dan beradaptasi di dalam tubuh.

AMR terjadi karena mikroba yang terpapar antimikroba dalam waktu lama dan dosis yang kurang memadai akan beradaptasi dan mengalami mutasi Gen.  Mikroba yang bermutasi mengubah target antimikroba, sehingga mikroba menjadi kurang rentan terhadap efek obat dan menjadi resisten. Mikroba resisten mencegah antimikroba secara efektif menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme, sehingga menyebabkan berkurangnya kemanjuran pengobatan.

Beberapa cara untuk menanggulangi AMR yaitu:

  • Penggunaan antibiotik berdasarkan resep dokter hewan.
  • Selesaikan seluruh pengobatan dengan antimikroba, sesuai dosis dan lama penggunaannya.
  • Gunakan antimikroba secara bertanggung jawab dan tepat peruntukannya. Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu untuk mengurangi risiko resistensi mikroba.
  • Pencegahan penyakit tidak dilakukan dengan pemberian antibiotika, karena antibiotika merupakan obat sehingga hanya diberikan kepada ternak yang sakit dan bukan untuk ternak yang sehat.
  • Pencegahan penyakit dilakukan dengan meningkatkan kondisi ternak, menjaga sanitasi kandang dan lingkungannya untuk meminimalkan mikroba yang dapat mempengaruhi Kesehatan ternak serta melakukan vaksinasi pada ternak.


Sumber bacaan:

Metropolis Healthcare.  Apa itu AMR? Wawasan tentang Resistensi Antimikroba

https://www.metropolisindia.com › preventive-healthcare

World Health Organization (WHO). 21 Nov 2023 Resistensi antimikroba

https://www.who.int › Newsroom › Fact sheets › Detail