Denpasar,– Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali resmi membuka Festival Anggrek Bali 2025 yang diselenggarakan pada tanggal 1–7 November 2025 di Taman Budaya Art Centre, Denpasar. Acara ini menjadi wadah pelestarian sekaligus pameran keindahan ragam anggrek khas Bali dan Nusantara sebagai upaya menjaga kekayaan hayati serta mendorong pengembangan ekonomi berbasis florikultura. Tahun ini, festival mengusung tema “Anggrek Kembali: Unity in Diversity” yang mencerminkan kekayaan dan keberagaman jenis anggrek Bali serta semangat kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam pelestarian dan pengembangannya.
Pada persiapan pembukaan (31/10/2025), Ibu Gubernur Bali, Putri Suastini Koster menyampaikan bahwa keberadaan anggrek tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya dan ekosistem alam Bali.
“Bali memiliki keanekaragaman anggrek yang luar biasa, mulai dari anggrek alam hingga hasil budidaya masyarakat. Melalui kegiatan ini, kita berharap masyarakat semakin mencintai dan melestarikan anggrek, sekaligus memberikan ruang bagi para pelaku usaha florikultura untuk berkembang dan berkreasi,” ujar Ibu Putri Suastini Koster.
Festival yang berlangsung selama tujuh hari ini menampilkan berbagai kegiatan, mulai dari pameran anggrek, bursa tanaman hortikultura, hingga edukasi budidaya anggrek bagi masyarakat umum, pelajar, dan komunitas pecinta tanaman. Festival yang berlangsung di Taman Budaya Art Centre ini juga terangkai dalam kegiatan Pameran IKM Bali Bangkit, Tatamian (hiburan keindahan budaya Bali) dan bazzar kuliner khas Bali yang dalam rangkaian kegiatan sebagai bentuk kerjasama dari PAI Bali, Dekranasda Provinsi Bali, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.


Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada menambahkan bahwa acara ini sekaligus menjadi momentum memperkuat peran Bali sebagai daerah dengan potensi besar dalam pengembangan tanaman hias, khususnya anggrek.
“Anggrek merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Festival ini tidak hanya menampilkan keindahan, tetapi juga menjadi upaya memperkuat ekosistem usaha florikultura di Bali melalui kolaborasi pemerintah, komunitas pecinta anggrek, dan petani florikultura,” ujarnya. “Kami berharap kegiatan ini mendorong generasi muda untuk turut mengembangkan tanaman hias, sehingga Bali dapat menjadi pusat pengembangan anggrek berkualitas di tingkat nasional bahkan internasional.”
Festival Anggrek Bali 2025 terbuka untuk umum, dengan berbagai rangkaian kegiatan edukatif dan hiburan yang dapat dinikmati masyarakat. Pemerintah berharap dukungan seluruh pihak dalam menjaga kelestarian anggrek Bali dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan flora lokal.


