Gerakan Pengendalian Hama Wereng Pucuk Mete Secara Swadaya di Subak Abian Peninjoan, Banjar Dinas Paleg, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem

Oleh:
Anang Priyono
POPT Ahli Madya/ PLT.Ka UPTD Lab.Perlintanbun

Wereng pucuk mete dengan nama ilmiah Sanurus indecora J. termasuk famili Flatidae, bangsa Homoptera (homo = sama, ptera = sayap), keluarga wereng dengan ciri bila dingganggu berjalan/bergerak kesamping kemudian loncat. Hama ini sesungguhnya sudah diketahui menyerang mete sejak pertengahan tahun 2000-an tetapi populasinya masih rendah, sporadis dan belum menimbulkan kerusakan/kerugian pada tanaman jambu mete, serangga berukuran kecil sekitar kurang 1 cm, pipih, berbentuk seperti kupu-kupu berwarna hijau atau putih (kupu-kupu palsu), serangga muda disebut nimfa, tidak bersayap berbentuk seperti kutu putih karena tertutup lapisan lilin. Serangga menyukai ranting, tangkai bunga, pucuk dengan cara mengisap cairan tanaman yang ditempati, bila populasi tinggi dapat merusak/mematikan pucuk dan bunga serta menyebabkan bungga gagal dalam penyerbukan. Di provinsi Nusa Tenggara Barat kerusakan oleh hama ini dapat mencapai 57 %. Keberadaan hama ini sering diikuti oleh serangan jamur embun jelaga dengan menutup permukaan daun seperti jelaga berwarna hitam yang dapat berdampak pada kurang optimalnya photosintesis daun.

Dinamika populasi hama ini akan meningkat tajam pada musim kemarau karena berkurangnya musuh alami, suhu serta kelembaban udara sesuai untuk berkembangnya, sehingga serangga dapat berkembang dengan cepat, tetapi populasi hama ini akan menurun dengan sendirinya pada musim hujan karena hantaman fisik air hujan dan tingginya musuh alami, beberapa musuh alami yang teridentifikasi diantaranya jamur Synnematium sp, parasitoid Aphamerus yang dapat memarasit telur hingga 90%, laba-laba, kumbang kubah, belalang sembah, lalat Asilidae dan semut rangrang. Pengamatan pada akhir musim hujan adalah waktu yang tepat untuk mengetahui keberadaan hama ini dan dapat dianalisa perlu tidaknya dilakukan pengendalian secara dini menggunakan bahan pengendalian alami bersumber dari bahan tanaman disekitar lokasi.


Sesuai hasil pengamatan petugas lapangan, hama ini menyebar di daerah Subak Abian Peninjoan, SA Pahang, Kelompok Tani Batu Supit, SA Taman Sari dan SA. Tanjungan seluas 115 ha. Selain itu hama juga diketemukan di daerah Desa Organik yaitu SA. Giri Celagi dan SA. Pandan Sari pada hamparan mete seluas 220 ha. Persentase pohon terserang mencapai 80 persen dengan intensitas serangan antara ringan sampai dengan berat. Selain menyerang tanaman jambu mete hama ini diketemukan juga menyerang tanaman mangga, jati belanda dan tanaman lainnya.


Atas inisiatif petugas Brigade Proteksi Tanaman (BPT) Kabupaten Karangasem, Nyoman Susanti, SP. Bekerjasama dengan petugas lapangan dan UPTD Laboratorium Perlindungan Tanaman Perkebunan, Bedulu Gianyar, akhirnya disepakati dilakukan Gerakan Pengendalian hama wereng pucuk jambu mete secara swadaya yang dilaksanakan pada tanggal 23 November 2020 di Subak Abian Peninjoan, Banjar Dinas Paleg, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan teknis cara pengamatan dan pengendalian hama pucuk wereng mete secara organik menggunakan pestisida nabati seperti ekstrak daun paitan, intaran maupun penggunaan limbah puntung rokok dan juga penanggulangan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida yang direkomendasikan.


Gerdal dihadiri oleh 26 wakil petani di wilayah terserang, petugas lapangan UPPT Dan BPP Kecamatan Kubu, Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, Petugas Dintangangan Provinsi, UPTD Lab Perlintanbun, POPT terkait. Kegiatan Gerdal diawali dengan bimbingan teknis pengendalian wereng pucuk mete bertempat di balai Banjar Dinas Paleg, dilanjutkan dengan praktek lapangan meliputi cara pengamatan, pembuatan pesnab dan praktek aplikasi pestisida organik dan kimiawi menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan peralatan semprot seperti Power Sprayer dan mist blower. Karena sebagian besar tanaman sudah berumur lebih 20 tahun dengan ketinggian mencapai 5-10 meter, maka power sprayer inventaris UPTD lab. Perlintanbun dipinjamkan selama 1 bulan untuk membantu gerdal ini. Selain itu telah dibantukan insektisida Demacide dan Sidametrin sebanyak 200 botol dengan volume 400 ml per botol untuk mendukung gerdal tersebut.

Pentingnya pendampingan oleh petugas lapangan dan BPT selama Gerdal adalah kunci keberhasilan kegiatan ini dan tentunya evaluasi kegiatan dan tindak lanjut agar peledakan polulasi hama ini di musim kemarau yang akan datang dapat ditekan sampai batas yang tidak merugikan secara ekonomis melalui kegiatan pengamatan dan pengendalian secara dini menggunakan bahan pengendali alami yang tersedia melimpah disekitar lokasi utamanya daun dan biji intaran, punting rokok dan daun paitan yang dapat digunakan secara bergantian pada akhir musim hujan atau sebelum memasuki masa pertumbuhan populasi hama secara  eksponensial pada musim kemarau.

Gianyar, 25 November 2020