Oleh :
TIM POPT UPTD. BPTPHBUN BALI
Adanya serangan hama Oryctes rhinoceros pada tanaman kelapa, sehingga perlu dilaksanakan kegiatan perlindungan tanaman. Konsep perlindungan tanaman pada dasarnya adalah sistem pengendalian populasi hama atau OPT lainnya dengan memanfaatkan semua teknologi yang dapat digunakan bersama untuk menurunkan dan mempertahankan populasi hama atau OPT lainnya sampai di bawah batas ambang toleransi. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui UPTD BPTPHBUN Provinsi Bali pada bulan Juli 2025 mengadakan sosialisasi pengendalian OPT Kelapa yang berlokasi di Kantor Desa Belimbingsari, Kecamatan Melaya, Kabupten Jembrana dihadiri oleh lima Kelompok Tani(KT) yaitu KT. Kembang Sari, KT. Sari Pertiwi, KT. Kencana Prima Kakao, KT. Eka Santosa dan KT. Sidi Karya.

Sosialisasi pengendalian OPT pada tanaman kelapa ini adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada petani tentang cara mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang menyerang tanaman kelapa khususnya hama Oryctes rhinoceros(kumbang tanduk).
Tujuan Sosialisasi OPT:
- Meningkatkan pemahaman petani tentang OPT Kelapa.
- Mengajarkan teknik pengendalian OPT Kelapa yang ramah lingkungan.
- Mencengah kerugian hasil secara ekonomi

Materi Sosialisasi meliputi:
- Idetifikasi OPT
Pengenalan jenis-jenis OPT yang umum menyerang tanaman kelapa, seperti hama Oryctes rhinoceros (kumbang tanduk)
- Gejala serangan OPT
Ciri-ciri tanaman kelapa yang terserang OPT, seperti daun yang berlubang, batang yang rusak, daun yang berbentuk huruf “V” atau daun yang menguning.
- Teknik pengendalian hama Oryctes rhinoceros:
- Sanitasi merupakan pembersihan seluruh tempat berkembang biak Oryctes rhinoceros seperti tumpukan serbuk gergaji, batang kelapa atau kayu yang sudah lapuk, dll. Selanjutnya tumpukan batang kelapa atau material lain yang dapat menjadi tempat berkembangbiak Oryctes rhinoceros dimusnahkan.
- Penghancuran tempat peletakkan telur dan dilanjutkan dengan pengumpulan larva untuk dibunuh dan dilakukan pengutipan (handpicking) terhadap kumbang dewasa di tanaman yang terserang apabila jumlahnya masih terbatas.
- Pengumpulan kumbang Oryctes rhinoceros secara langsung dari lubang gerekan pada tanaman kelapa dengan menggunakan alat kait berupa kawat. Tindakan ini dilakukan setiap 3 bulan apabila populasi 3-5 ekor/ha, tiap 2 minggu jika populasi 5-10 ekor, dan setiap minggu pada populasi Oryctes rhinoceros lebih dari 10 ekor.
- Pengendalian Oryctes rhinoceros secara biologi diantaranya menggunakan jamur Metarhizium anisopliae. Jamur Metarhizium anisopliae dapat menyebabkan kematian pada stadia larva Oryctes rhinoceros dengan gejala mumifikasi yang tampak 2-4 minggu setelah aplikasi.
- Menggunakan perangkap buatan dari sisa batang kelapa atau di buat secara permanen dengan menggunakan bata dibuat dalam bentuk persegi serta menggunakan perangkap dari ember yang diisi feromonas.

- Cara Mengaplikasikan Metarhizium pada perangkap buatan:
- Buatkan kotak ukuran 1x1x0,5 m
- Kotak diisi serbuk gergaji 8 cm dan diaplikasikan Metarhizium sebanyak 25 gr
- Kotak diisi serbuk gergaji lagi dan ditambahkan Metarhizium sebanyak 25 gr lalu diaduk
- Di buat lima perangkap per Ha
- Lakukan pengamatan pada perangkap setiap 3 bulan sekali

Kelebihan Agensia Hayati :
- Selektif
- Sudah tersedia di alam
- Mampu mencari sasaran sendiri
- Tidak ada efek samping
- Tidak menimbulkan resistensi OPT sasaran
- Hemat
- Murah
Kekurangan Agensia Hayati:
- Bekerja secara lambat
- Sulit diprediksi hasilnya
- Kurang cocok digunakan untuk kuratif/pengendalian yang bersifat eksplosif

Pemerintah akan terus memantau perkembangan populasi hama Oryctes rhinoceros (kumbang tanduk) dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan keberlanjutan program ini serta mencegah terjadinya kerugian hasil akibat dari serangan Oryctes rhinoceros.

