KEPEMIMPINAN ASTA BRATA SEBAGAI DASAR KEPEMIMPINAN APARATUR SIPIL NEGARA

Oleh :
I MADE OKA PARWATA

Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu masyarakat adil dan makmur, diperlukan dukungan aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Disamping harus memiliki nilai – nilai dasar sebagaimana tersebut di atas, seorang Aparatur Sipil Negara juga diharapkan memiliki jiwa kepemimpinan yang memadai dalam memimpin unit kerjanya sehingga mampu membawa dan menghantarkan masyarakat menjadi lebih sejahtera.   Namun demikian dewasa ini ada kencenderungan pemimpin suatu organisasi/lembaga mengadaposi teori/gaya kepemimpinan Negara-negara Barat, seperti teori kepemimpinan manajemen “leadership” Eropa maupun Amerika yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.  Disatu sisi Indonesia dengan beragam suku, adat, budaya dan agama memiliki banyak kearifan lokal yang dipergunakan atau dijadikan tuntunan bagi pemimpin-pemimpin adat/daerah/raja-raja di Nusantara ini dalam memimpin daerah/kerajaan sehingga mencapai kejayaan pada jamannya, salah satunya adala konsep Kepemimpinan Asta Brata yang merupakan salah satu konsep kepemimpinan Hindu yang berpedoman pada sifat-sifat utama para Dewa.  Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam konsep Kepemimpinan Asta Brata tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatus Sipil Negara sehingga dapat dijadikan tuntunan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat dalam menghantarkan masyarakat menjadi lebih sejahtera. Tentu akan lebih tepat lagi apabila konsep Kepemimpinan Asta Brata dapat dipakai pedoman dan acuan oleh para pemimpin di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu dalam mengatur jalannya roda organisasi/lembaga untuk menghantarkan masyarakat Bali menjadi lebih sejahtera berdasarkan potensi dan kearifan lokal sesuai visi Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.

Rumusan Masalah

Berdasarkan atas uraian dan latar belakang tersebut di atas maka dapat disusun rumasan masalah sebagai berikut :

  1. Sejauhmana Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara teraktualisasikan dalam konsep Kepemimpinan Asta Brata
  2. Bagaimana cara konsep Kepemimpinan Asta Brata dapat dijadikan Dasar Kepemimpinan Aparatur Sipil Negara.

KERANGKA BERPIKIR

Sebagaimana diketahui Indonesia terdiri atas beragam suku, adat, budaya dan agama serta memiliki banyak kearifan lokal yang dipergunakan atau dijadikan tuntunan bagi pemimpin-pemimpin adat/daerah/raja-raja di Nusanatara ini dalam memimpin daerah/kerajaan sehingga mencapai kejayaan pada jamannya. Salah satunya adalah apa yang dikenal/disebut konsep Kepemimpinan Asta Brata.

Asta Brata merupakan teori kepemimpinan Hindu, yaitu delapan  pegangan atau pedoman yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sehingga dapat mengayomi rakyatnya, yang mana hal ini disampaikan oleh Sri Rama kepada Wibhisana, pada waktu Sang Wibhisana akan menjadi raja di negara Alengkapura. Asta Brata termuat dalam kitab Manawa Dharmasastra dan juga Kakawin Ramayana.  Kepemimpinan adalah suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain guna diajak bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Konsep Kepemimpinan Asta Brata mengacu kepada sifat utama para dewa, yaitu : (1) Indra Brata, (2) Yama Brata, (3) Surya Brata, (4) Candra Brata, (5) Bayu Brata, (6) Kuwera Brata, (7) Varuna Brata, dan (8) Agni Brata. Delapan pedoman dalam Asta Brata merupakan delapan sifat utama para dewa yang patut dipedomani oleh seorang pemimpin sehingga dapat mengatur jalannya roda organisasi/pemerintahan dalam mencapai tujuan mensejahterakan anggota/masyarakat.

Namun demikian, dewasa ini di era globalisasi, ada kencenderungan pemimpin suatu organisasi/lembaga di Indonesia lebih senang mengadaposi teori/gaya kepemimpinan Negara-negara Barat, seperti teori kepemimpinan manajemen “leadership” Eropa maupun Amerika yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini tentu memerlukan penyesuaian dalam implementasinya dengan kepribadian masyarakat Indonesia dan sering mengakibatkan timbulnya berbagai friksi di masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka seyogyanya para pemimpin lembaga/bangsa ini dapat mengadopsi dan menerapkan teori-teori kepemimpinan Asta Brata  yang merupakan warisan leluhur dan memang merupakan atau sangat sesuai dengan kepribadian bangsa/masyarakat Indonesia.  Dari uraian tersebut dapat digambarkan kerangka pikir sebagaimana Gambar 1 berikut :

Gambar 1.
Kerangka Pemikiran Konseptual
Kepemimpinan Asta Brata Sebagai Dasar Kepemimpinan ASN

KEPEMIMPINAN ASTA BRATA SEBAGAI DASAR KEPEMIMPINAN APARATUR SIPIL NEGARA

Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara

Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara merupakan nilai/norma dasar yang harus dipatuhi oleh setiap aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas/profesinya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat. Nilai-nilai dasar tersebut sesuai dengan pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,  meliputi :

  1. Memegang teguh ideologi Pancasila.
  2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah.
  3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
  4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
  5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
  6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
  7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
  8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
  9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
  10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
  11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
  12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
  13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
  14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
  15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

Kepemimpinan ASTA BRATA

Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Dalam situasi seperti sekarang di era globalisasi ini dimana  arus informasi demikian kencang tanpa batas termasuk arus ideologi dan pola hidup yang cenderung bebas, kirannya kita perlu melihat konsep ajaran Asta Brata yang merupakan salah satu wujud kearifan lokal yang sarat dengan makna luhur guna mendapatkan pemimpin yang dapat menjawab berbagai tantangan kompleksitas persoalan kehidupan bernegara dan bermasyarakat saat ini. Asta Brata merupakan ajaran etika dan moral yang mengandung berbagai aspek kehidupan, khususnya mengenai asas kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Asta Brata terdiri atas kata “Asta” yang artinya delapan dan “Brata” yang artinya pegangan atau pedoman. Jadi Asta Brata dapat diartikan sebagai  delapan pegangan atau pedoman yang harus dimiliki seorang pemimpin.   Ajaran Asta Brata ini terdapat dalam kekawin Ramayana yang digubah oleh pujangga Walmiki dan terdiri atas 10 sloka. Ajaran Asta Brata ini diturunkan oleh Prabu Rama kepada Wibhisana dalam rangka untuk melanjutkan proses pemerintahan kerajaan Alengka setelah gugurnya Rahwana.

Ajaran Asta Brata menyebutkan tentang sifat utama Tuhan dalam perwujudan sinar sucinya sebagai Dewa yang menjadikan kekuatan bagi umatnya dan menggambarkan tentang kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.  Ajaran Asta  Brata terdiri atas :

  1. Indra Brata adalah sifat seorang pemimpn (raja) yang dapat memberikan kesenangan material (kesejahtraan atau kemakmuran) bagi yang dipimpinnya.
  2. Yama Brata adalah sifat seorang pemimpin yang tidak pilih kasih dalam menjatuhkan hukuman, karena fungsi hukuman adalah untuk mendidik, ,baik bagi yang terhukum sendiri maupun bagi yang lainnya.
  3. Surya Brata yaitu sifat seorang pemimpin yang dapat memberikan penerangan yang menyeluruh dan merata kepada seluruh bawahannya, serta tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.Seorang pemimpin hendaknya tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan sebelum memperoleh informasi yang lengkap dan dapat dipercaya kebenarannya, yang nantinya dapat digunakan sebagai sumber pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan. Dewa Surya adalah dewa Matahari dimana seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat yang dimiliki oleh Surya sebagai sumber penerangan dan sumber energi. Penerangan yang jelas, merata dan menyeluruh adalah penting agar seluruh bawahan yang dipimpin memahami apa yang patut diketahuinya.
  4. Candra Brata adalah sifat seorang pemimpin yang harus memiliki sifat dan wajah yang tenang, berseri-seri, dan ceria, sehingga menyejukkan dan memberi kepuasan bathin bagi rakyatnya.
  5. Bayu Brata yaitu pemimpin yang mampu menyerap aspirasi rakyat dengan baik, dalam menerima data atau laporan hendaknya menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu, sedapat mungkin dari sumber yang paling bawah, tanpa diketahui oleh si pembuat laporan maupun pihak lainnya. Seperti lahnya sifat angin yang memasuki semua tempat sampai ke yang sekecil mungkin.
  6. Kuwera Brata yaitu sifat seorang pemimpin memiliki sifat hemat dan cermat dalam menggunakan keuangan negara, dan juga harus rapi, baik dalam berpakaian, berbicara, maupun bertindak.
  7. Varuna Brata yaitu seorang pemimpin harus berusaha keras dengan segala kemampuannya untuk menyelamatkan segala hal-hal yang mengganggu kenyamanan bawahannya, serta berpengetahuan luas sehingga dapat memecahkan segala permasalahan. Dewa Baruna terkenal sebagai Dewa Laut yang mempunyai senjata ampuh yang disebut Nagaphasa, dimana dengan senjata ampuh inilah maka tiada masalah yang terselesaikan sehingga mampu membangun kesejahteraan rakyatnya.
  8. Agni Brata yaitu sifat pemimpin harus berani dalam menghadapi segala rintangan, tuntutan dalam menyelesaikan segala masalah, serta mampu membangkitkan semangat kerja bawahannya

Dengan menerapkan nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata, maka suatu kepemimpinan akan berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan harapan setiap anggota/masyarakat yang dipimpinnya. Pada zaman modern saat ini, rasa ego tidak dapat terlepas pada sifat manusia. Hal inilah yang menyebabkan adanya penyimpangan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dengan ditanamkan dan diamalkannya nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata ini oleh seluruh Apartur Sipil Negara maupun oleh seluruh masyarakat, akan mampu menjadi pemimpin yang baik untuk dirinya, keluarga, masyarakat, negara dan bangsanya yang bermuara kepada kesejahteraan diri pribadi, keluarga dan masyarakat.

  • Menjadikan Kepemimpinan ASTA BRATA Sebagai Dasar Kepemimpinan Aparatur Sipil Negara

Dengan mengetahui dan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam konsep Kepemimpinan Asta Brata, maka tampak jelas bahwa nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata sangat sesuai dengan kepribadian bangsa dan dapat dijadikan dasar kepemimpinan bagi Aparatur Sipil Negara dalam mengatur roda perjalanan organisasi/lembaga/negara sehingga tugas dan fungsi Apartaur Sipil Negara sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat dapat terlaksana dengan baik. Oleh karerna itu seyogyanya konsep Kepemimpinan Asta Brata yang merupakan salah satu wujud kearifan lokal para leluhur yang adiluhung perlu ditanamkan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara sehingga mampu memimpin lembaganya dengan baik dalam upaya mendukung terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik dan benar sehingga mampu menghantarkan masyarakat menjadi lebih sejahtera

  • Strategi dan Upaya Menjadikan Nilai-Nilai Kepemimpinan Asta Brata Sebagai Dasar Kepemimpinan ASN.

Agar Nilai-Nilai Kepemimpinan Asta Brata dapat diimplementasikan dengan baik  oleh setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat maupun dalam mengatur roda organisasi lembaga yang dipimpinnya, maka dapat diajukan beberapa alternatif strategi sebagai berikut :

  1. Menjadikan Kepemimpinan Asta Brata sebagai kurikulum wajib dalam pelaksanaan Latihan Prajabatan.
  2. Menjadikan Kepemimpinan Asta Brata sebagai kurikulum wajib dalam pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan (Diklatpim) bagi Aparatur Sipil Negara.
  3. Memasukkan Kepemimpinan Asta Brata sebagai salah satu materi dalam setiap pendidikan dan pelatihan Aparatur Sipil Negara.
  4. Mensosialisasikan Nilai-Nilai Kepemimpinan Asta Brata dalam bentuk “banner” di masing-masing lembaga/institusi/SKPD.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal-hal sebagai berikut :

  1. Indonesia dan Bali khususnya memiliki kearifan lokal konsep kepemimpinan yang mengandung makna yang sangat luhur dan sesuai dengan kepribadian bangsa yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar kepemimpinan bagi Aparatur Sipil Negara.
  2. Nilai-nilai luhur dalam konsep kepemimpinan Asta Brata sebagai kearifan lokal sangat sesuai dengan Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara sehingga dapat dijadikan dasar Kepemimpinan Aparatur Sipil Negara.
  3. Agar Kepemimpinan Asta Brata dapat dijadikan Dasar Kepemimpinan Aparatur Sipil Negara dapat dilakukan dengan memasukkan Kepemimpinan Asta Brata sebagai kurikulum/salah satu materi wajib dalam setiap pendidikan dan pelatihan ASN maupun pemasangan “banner/spanduk” di masing-masing SKPD.

Saran

Kepemimpinan Asta Brata yang merupakan salah satu wujud kearifan lokal para leluhur yang adiluhung perlu ditanamkan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat maupun memimpin lembaganya dengan baik dalam upaya mendukung terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik dan benar sehingga mampu menghantarkan masyarakat menjadi lebih sejahtera.