Ketersediaan Pangan di Bali Menghadapi Bencana Wabah COVID 19

Oleh :
Ir. I Putu Karyana
Penyuluh Pertanian Madya

Mengatisipasi merebaknya bencana wabah di  covid-19 dengan kebijakan Social Distancing  yang berakibat pada melemahnya kondisi perekonomian karena terbatasnya aktivitas masyarakat/warga, maka Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan  bekerjasama dengan instansi terkait yang dikoordinasikan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota  agar mempersiapkan ketersediaan pangan untuk masyarakat/krama Bali dalam 3 (tiga) bulan kedepan. Meningat pangan  merupakan  kebutuhan dasar bagi manusia untuk hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Pangan harus tersedia dalam jumlah kebutuhan dan terjangkau.

Provinsi Bali dalam penanganan bencana tersebut diatas, maka diperlukan ketersediaan pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari untuk masyarakat/krama Bali. Adapun langkah-langkah untuk menanggulangi kebutuhan pangan sehari-hari masyarakat/karma Bali telah memprediksi ketersediaan dan kebutuhan pangan di Provinsi Bali dari bulan Maret sampai dengan Mei 2020 seperti Tabel berikut.

Berdasarkan tersebut diatas, data ketersediaan dan kebutuhan pangan di Provinsi Bali bahwa ketersediaan produksi beras dari bulan Maret – Mei 2020 sebanyak 138.214 ton dan kebutuhan beras Maret-Mei 2020  sebanyak 107.979 ton sehingga masih ada surplus beras sebanyak 30.235 ton dengan rata-rata konsumsi beras per kapita per bulan 8,3 kg dengan jumlah penduduk 4,2 juta, demikian juga dengan kebutuhan bahan pokok yang lainnya masih surplus kecuali bawang putih dari ketersediaan produksi 1.445 ton dengan kebutuhan sebanyak 3.252 ton sehingga terjadi kekurangan/minus sebanyak 1.807 ton. Kekurangan produksi bawang putih dari produksi lokal, maka dipenuhi oleh Bulog Drive Bali melalui agen penyaluran dari luar Bali.

Dalam upaya penanganan ketersedian pangan, maka dialokasi program khusus dari pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian RI pata tahun 2020 diantaranya:

  • Peningkatan Produksi Pertanian

Dalam rangka penyediaan produksi pertanian yang meliputi tanaman pangan dan hortikultura dalam tahun 2020 dialokasikan anggaran kegiatan sebagai berikut :

  • Pengadaan insfastruktur irigasi

Keberhasilan suatu usahatani tani pertanian selain didukung oleh sarana produksi  juga tidak terlepas dari  adanya ketersediaan air pengairan dalam volume dan waktu yang cukup. Adapun Bantuan Pemerintah (Banpem) Pusat tahun 2020 melalui Dirjen. PSP Provinsi Bali dialokasi kegaiatan berupa pengadaan sarana  insfrastuktur pengairan meliputi Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) seluas 5.245 Ha,kegatan perpompaan sebanyak 7 Unit, pembangunan embung sebanyak 17 unit dan kegiatan perpipaan sebanyak 6 unit serta kegagalan panen yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama dan penyakit/Organisme Penggangu Tumbuhan atau  OPT yang menjadi sebab kerugian usaha petani, maka petani memperoleh ganti rugi melalui kegiatan Asuransi Usaha Tani Padi  (AUTP) seluas 20.00. Ha.

  • Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUMP)

Kegiatan ini  melibatkan sebanyak 17 (tujuh belas) kelompok yang akan memberikan kemudahan tambahan stok beras dalam bulan Maret s.d Mei 2020 dengan bantuan biara di masing-masing kellompok sebesar Rp.60.000.000. Kegiatan yang dilaksanakan berupa  penumbuhan sebanyak 2 kelompok, pengembangan sebanyak 7 kelompok dan kegiatan pembinaan sebanyak 8 Kelompok. Target yang ditetapkan dalam penyediaan beras murah sebanyak 850 ton dengan harga 9.455/kg yang nantinya dapat memenuhi beras sebanyak 8.534 KK selama dalam 3 (tiga) bulan kedepan

  • Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU).

Kegiatan PKU di Provinsi Bali dalam tahun 2020 melibatkan  5 (lima) Kelompok yang masing-masing  beranggotakan 20 orang  yang tergabung dalam Gapoktan yang dialokasikan anggaran kegiatan sebesar  Rp. 40.000.000. Tri Buana Sari. Kegiatan yang dikembangkan adalah budidaya dan pengolahan pasca panen. Adapun komoditas yang diusahakan dari kelima kelompok tersebut adalah tanaman cabai dan kacang tanah seluas 17,5 Ha

  • Lumbung Pangan Masyarakat (LPM).

Dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan di Bali , maka perlu menghidupkan kembali lumbung pangan yang selama ini kurang berfungsi. Terkait dengan hal tersebut dalam tahun 2020 dialokasi anggaran untuk memperdayakan 7 (tujuh) kelompok  yang masing-masing beranggotakan sebanyak 20 orang dengan bantuan modal sebesar Rp. 40.000.000. Anggaran tersebut diperuntukan pembelian  beras sebagai ketersediaan cadangan  sebanyak 28 Ton yang dapat memenuhi beras bagi 281 KK selama 3 (tiga) bulan.

  • Pekarangan Pangan Lestari (P2L)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan keluarga yang beragam, bergizi, sehat dan aman, dianggarkan kegiatan P2L untuk melibatkan 42 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terdiri dari kegiatan penumbuhan sebanyak 10 KWT dengan anggaran masing-masing KWT sebesar Rp. 50.000.000 dan kegiatan pengembangan sebanyak 32 KWT dengan anggaran masing-masing KWT sebesar Rp. 15.000.000. kegiatan tersebut melibatkan  42 KWT dengan harapan dapat mengembangkan aneka bahan pokok kebutuhan sehari-hari  diharapkan dapat memenuhi pangan bagi 1.20 KK atau 5.040 orang secara berkelanjutan.

Adapun dampak dari merebaknya bencana wabah Covid-19 dengan diberlalukannya social distancing, maka yang menjadi kendala salah satunya kegiatan panen padi akan menjadi terhambat terutama keterlambatan waktu panen karena terbatasnya orang yang dapat mengerjakan sebagai operator alat maupun tukang angkut walaupun telah disediakan  alat panen berupa power threser maupun combine harvester.