Mengenal Kambing Boerka

Oleh:
Drh. Ni Wajan Leestyawati Palgunadi, M.Si
Penyuluh Pertanian Utama

Asal usul

Kambing boerka merupakan kambing persilangan antara kambing boer dengan kambing kacang atau kambing lokal. Persilangan kedua jenis kambing ini dilakukan oleh tim inventor dari Loka Peneltian Kambing Potong, Puslitbangnak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian.( Ginting dan Mahmilia, 2008).

Kambing boer berasal dari Afrika Selatan, sudah sangat terkenal keunggulannya sebagai kambing tipe daging. Bobot hidup pejantan Boer dewasa yang terseleksi dengan baik (improved Boer) dapat mencapai antara 100 – 120 kg dan berat sapih umur 120 hari dapat mencapai 29 kg (Malan, 2000). Erasmus (2000) melaporkan bobot lahir kambing Boer mencapai 3,9 – 4,0 kg dan rata-rata laju pertambahan bobot badan harian berkisar antara 203 – 245 g. Karena keunggulannya tersebut, maka jenis kambing Boer telah digunakan dalam program persilangan untuk perbaikan atau peningkatan genetik kambing lokal di banyak negara, dan juga di Indonesia (Setiadi et al., 2001; Dakhlan dan Sulastri, 2006).

Kambing kacang, meskipun bobot badannya relatif rendah, namun kambing ini memiliki reproduktivitas yang tinggi, mudah berkembangbiak. Kambing Boerka sebagai hasil dari persilangan tersebut mewarisi sifat-sifat unggul kedua jenis leluhurnya, yaitu reproduksitivitas yang tinggi berasal dari Kambing Lokal (kambing kacang) sementara bobot tubuh dan laju pertumbuhan yang tinggi berasal dari Kambing Boer.

Ciri-ciri kambing boerka

Kambing boerka secara umum memiliki kombinasi warna putih, coklat dan hitam .( Elieser S, Destomo A, 2008). Bagian kepala sampai dengan leher berwarna coklat atau hitam, dengan warna putih memanjang dari antara kedua tanduk sampai hidung. Sedangkankan badan, kaki-kakinya serta ekor didominasi dengan warna putih.

Keunggulan kambing boerka

  • Kambing persilangan boerka mempunyai pertumbuhan yang cepat.

Berat lahir 2,2 – 2,8 kg. (Romjali dkk., 2002), Berat sapih (6 bulan) 16 – 22 kg (Setiadi dkk., 2001), dan pada umur 12 atau 18 bulan kambing Boerka jantan telah mampu mencapai bobot hidup antara 26 – 36 kg  (Ginting dan Mahmilia, 2008), dengan prosentase karkas 45-50% (Shipley, 2005).

  • Reproduktivitas  kambing boerka tinggi,

Kambing boerka dapat melahirkan anak 3 kali dalam 2 tahun dengan jumlah anak 1 sampai 2  ekor pada setiap kelahiran  per induk.

  • Dapat dipelihara dengan input sedang.
  • Mampu beradaptasi dengan kondisi tropis basah pada daerah dataran rendah.

Dengan keunggulan tersebut kambing persilangan ini berpotensi dikembangkan oleh peternak tradisional maupun komersial. (Leestyawati, Penyuluh Pertanian di Disnas Pertanian Dan Katahanan Pangan Provinsi Bali, Sumber Bacaan : Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih).