Mengenal Penyakit Nipah

Oleh:
Ni Wajan Leestyawati
Penyuluh Pertanian Utama

Penyakit Nipah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Nipah yaitu virus ribonuclei acid (RNA) dalam genus Henipavirus (WHO Nipah Virus (NiV) Infection). Virus ini dinamai virus nipah, sesuai dengan tempat penemuan pertama kalinya di desa Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998 pada babi dan peternak babi. (www.cdc.gov).

Dari Malaysia, virus nipah menyebar ke beberapa negara dan menimbulkan penyakit di Singapura tahun 1999, Bangladesh tahun 2001 yang biasanya terjadi pada musim dingin (Chadha, 2006).dan India tahun 2018.

Penyakit nipah bersifat zoonosis yaitu dapat menular dari hewan kepada manusia dan sebaliknya. Hewan yang diserang virus nipah adalah babi, kuda, kucing, anjing, kelelawar buah (Pteropus), kambing, burung dan tikus tetapi babi menunjukkan gejala yang paling jelas (Daniels, dkk.,1999). Penyakit ini disebut juga penyakit Porcine Respiratory and Neurological Syndrome (PRES), Barking Pig Syndrome (BPS) dan One mile cough atau batuk satu mil karena suara batuk hewan penderita yang sangat keras, hingga terdengar sampai jauh (Nordin dan Ong,1999).

Menurut Zaki (1999), gejala penyakit nipah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk ensefalitis (peradangan otak) dan bentuk pernafasan . Pada hewan umumnya lebih banyak menyebabkan gangguan pernafasan, sedangkan pada manusia gangguan susunan syaraf pusat lebih menonjol.

Dalam proses penularan penyakit nipah, babi dan kelelawar buah memainkan peranan penting. Kelelawar merupakan induk semang (reservoir), dan babi sebagai pengganda virus dan sebagai induk semang perantara. Kelelawar tidak dapat menularkan penyakit ini langsung ke hewan lainnya, melainkan melalui hewan babi.

Penularan penyakit terjadi melalui 2 cara, yaitu secara tidak langsung melalui rute pernafasan  (inhalasi) dengan terhirupnya aerosol ketika bernafas dam melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh seperti air kencing (urin), air liur (saliva), gelembung air yang dikeluarkan melalui pernafasan baik melalui mulut maupun hidung babi yang terinfeksi, tetapi hal ini tidak terjadi dengan kelelawar. Sumber penularan penyakit selain dari ternak babi tidak pernah dilaporkan  (Daniel, et al., 1999).

Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit nipah cukup tinggi. Virus yang mempunyai masa  inkubasi sekitar 4-14 hari ini, menimbulkan risiko kematian berkisar 40-75 persen bergantung pada manajemen klinis dan kemampuan epidemiological surveillance wilayah setempat.  (health.detik.com. 2021). Meskipun penyakit ini belum pernah dilaporkan terjadi di Indonesia, namun Pemerintah menghimbau agar semua pihak terkait mewaspadai penyebaran virus nipah ke Indonesia (Antara, 2021). Indonesia mempunyai potensi tertular virus nipah dari ternak babi yang masuk dari Malaysia ke Sumatera melalui perdagangan illegal atau virus dapat dibawa oleh kelelawar buah yang bermigrasi ke Indonesia dari wilayah negara tertular virus nipah.

Sampai dengan saat ini, belum ada pengobatan yang terbukti efektif untuk penyakit nipah, sehingga tindakan pencegahan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pencegahan penyakit nipah dapat dilakukan dengan tindakan biosekuriti, yang meliputi : 1). Menghindari kontak dengan kelelawar di daerah endemik dan babi yang sakit, 2). Tidak menjadikan buah berkas dimakan kelelawar untuk pakan babi. 3). Melakukan tindak karantina terhadap babi baru, apalagi babi yang berasal dari luar daerah atau babi import. Babi baru sebaiknya tidak langsung masuk ke peternakan, tetapi dikandangkan di luar peternakan untuk beberapa waktu atau dikarantina. Pemerintah juga telah mengawasi dengan ketat pemasukan babi dari luar negeri melalui Balai Karantina kita. 3).  Menjaga sanitasi kandang dan lingkungannya supaya tidak menjadi sarang kelelawar, serta membersihkan kandang secara teratur dengan desinfektan, 4). Menertibkan orang yang keluar-masuk kandang, misalnya di pintu peternakan diisi tulisan “yang tidak berkepentingan dilarang masuk kandang”. Petugas kandang menggunakan pakaian dan alas kaki yang bersih dan khusus untuk di kandang. Pembeli babi tidak perlu masuk ke kandang dan kendaraan pengangkut babi harus disemprot dengan desinfektan sebelum memasuki halaman kandang. 6). Memelihara ternak dengan baik, memberikan pakan yang cukup dan mengupayakan agar keadaan kandang selalu bersih, kering dan hangat. Semoga virus nipah tidak masuk ke Indonesia.