Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dan Telajakan Dengan Budidaya Tanaman Sayuran Melalui Sistim Hydrophonik

Oleh:
Ir. I Putu Karyana, MMA
Penyuluh Pertanian Madya

Artikel ini melanjutkan penjelaskan artikel sebelumnya yang merupakan bagian dari Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan telajakan dengan budidaya tanaman sayuran secara sistem Hidroponik. Mengingat pangan, air, dan energi merupakan kebutuhan mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Secara sederhana manusia membutuhkan makan dan air untuk hidup serta butuh energi guna menunjang mendapatkan kedua hal tersebut. Ketahanan pangan dan energi merupakan isu utama yang menjadi perhatian berbagai negara di dunia saat ini. Selain karena keberadaannya terbatas, laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sehingga kebutuhan akan sumber daya pun meningkat.

Dalam rangka meminimalkan terjadinya gejolak kebutuhan pangan rumah tangga masyarakat disaat kondisi saat ini, maka perlu adanya penanganan di bidang optimalisasi lahan, pekarangan dan telajakan dengan  budidaya tanaman pangan khususnya sayuran yang merupakan kebutuhan masyarakat/rumah tangga setiap hari, penanaman pada lahan pekarangan rumah dan telajakan  yang terbatas dengan beberapa sistem budidaya tanaman seperti vertikultura, hydroganik, aquponik/minaponik, hydroponik, rumah lindung/rain selter, tabulapot dan lainnya.

Strategi sektor pertanian ini  merupakan suatu kegiatan untuk mewujudkan ketahanan pangan  rumah tangga yang pelaksanaannya ditingkatkan dengan penanaman tanaman pangan berupa tanaman hortikultura (sayuran) di lahan pekarangan dan telajakan yang dilaksanakan oleh rumah tangga masyarakat, pegawai, PKK/organisasi wanita, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan lainya ,

Penanganan komoditas hortikultura (sayuran) yang diintegrasikan dengan Program Nangun Sat Kerthi Loka Bali  salah satunya terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat/ krama Bali terutama dalam  hal penyediaan bahan pangan krama Bali menuju Bali Era Baru.

Isu ketahanan pangan diselesaikan dengan melibatkan semua pihak termasuk masyarakat/petani pelaksana sehingga menjamin adanya ketersediaan dan keterjangkauan pangan secara in situ bagi masyarakat baik harga maupun aksesibilitas. Adapun kondisi pertanian dalam rangka menghadapi kondisi saat ini agar menuju masyarakat yang sejahtera dengan bagan sebagai berikut :

Optimalisasi pengelolaan lahan pekarangan dan telajakan  untuk pengembangan usahatani tanaman sayuran perlu ditingkatkan pelaksnaannya agar dapat memberikan peningkatan produksi dan meminimalkan terjadinya gejolak harga yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan daerah. Pengelolaan lahan pekarangan dan telajakan untuk budidaya tanaman sayuran  sangatlah berbeda dengan budidaya tanaman lainnya karena memerlukan penanganan lebih. Permasalahan dalam pengelolaan usahatani tanaman sayuran perlu penangnan secara intensif terutama di luar musim.

Selanjutnya menjelaskan salah satu kegiatan optimalisasi pekarangan dan telajakan yang perlu diintensifkan “Budidaya tanaman sayuran dengan sistem Hydroponik”

Hydroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja, sehingga sistem hydroponik dapat diartikan teknik bercocok tanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Sedangkan fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Beberapa teknik budidaya tanaman secara sistem hydroponik sebagai berikut :

  • Teknik sistem apung/rakit apung (Static Solution cukture) yaitu sistem budidaya tanaman yang akar tanamannya secara terus menurus akan tercelup di air yang diam yang telah diberi nutrien.
  • Teknik Sistem Sumbu yaitu budidaya tanaman dengan menggunakan net pot yang berisi media tanam dan diberikan potongan kain yang menjulur ke bawah yang berfungsi sebagai penyerap larutan ke akar tanaman.
  • Teknik Aeroponik yaitu sistem budidaya tanaman yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran nutrien yang halus seperti kabut)

Adapun beberapa keuntungan daripada sistem budidaya tanaman dengan sistem hydroponik diantaranya :

  • Tidak membutuhkan tanah
  • Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya dijadikan akuarium
  • Pengendalian nutrisi lebih sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien
  • Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan (ramah lingkung)
  • Memberikan kualitas hasil yang lebih banyak
  • Memudahkan dalam hal panen hasil
  • Hasilnya aman dikonsumsi karena steril dan bersih
  • Media tanam dapat digunakan dapat dimanfaatkan berulang kali
  • Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma
  • Tanaman tumbuh lebih cepat

Beberapa contoh tanaman sayuran yang dibudidaya dengan system hydroponik sebagai berikut :

Peningkatan produski khususnya tanaman sayuran dapat dilaksanakan dengan pemanfataan lahan pekarangan rumah dan telajakan yang terbatas secara optimal sehingga kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat/rumah tangga disaat kondisi ini dapat terpenuhi,

Artikel berikutnya mengulas tentang “Optimalisasi  pemanfaatan  lahan pekarangan dan telajakan dengan budidaya tanaman Sayuran menngunakan  sistem Rain Selter / rumah lindung

Denpasar –Bali,  Juni 2020