Pengendalian Kultur Teknik Kopi

Oleh:
Putu Sugita,SP.,M.P
POPT Madya
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

Dalam konsep pengendalian OPT secara terpadu, pemangkasan merupakan salah satu bentuk pengendalian secara kultur teknis yang bertujuan untuk memutus siklus hidup hama utama pada pertanaman kopi. Pemangkasan juga bertujuan untuk membuang cabang tua yang kurang produktif atau terserang hama/penyakit, sehingga hara dapat didistribusikan ke cabang muda yang lebih produktif. Dengan demikian diharapkan produktivitas optimal bisa dicapai secara kontinu.

PEMANGKASAN KOPI

Pemangkasan merupakan tindakan kultur teknik berupa tindakan Pemotongan bagian bagian tanaman yang tidak dikehendaki seperti cabang yang telah tua, cabang kering, dan cabang lain. Untuk menjadikan tanaman kopi sehat, kuat dan mempunyai keseimbangan antara vegetative dan generative sehingga tanaman lebih produktif. Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar pohon tetap rendah sehingga mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang produksi yang baru, mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit. Pangkasan juga dapat dilakukan selama panen sambil menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun yang sudah tua. Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif. Secara morfologi buah kopi akan muncul pada percabangan, oleh karena itu perlu diperoleh cabang yang banyak. Pangkasan dilakukan bukan hanya untuk menghasilkan cabang-cabang saja, (pertumbuhan vegetatif) tetapi juga banyak menghasilkan buah. Pemangkasan juga sangat diperlukan untuk : Menyediakan batang dan percabangan yang baik untuk buah kopi fase berikutnya. Menjaga keseimbangan antara total luas daun dan tanaman. Mencegah kelebihan cabang dan kematian tunas. Mengurangi bantalan bunga berlebihan (terutama bantalan bunga yang telah berusia 2-3 kali panen) pada cabang. Mempertahankan bentuk pohon yang ideal.

SISTEM PEMANGKASAN

Pada tanaman kopi dikenal 2 sistim pemangkasan, yaitu sistem pemangkasan batang tunggal dan pemangkasan batang ganda. Pada sistem pemangkasan batang tunggal maupun batang ganda dilakukan 3 macam pemangkasan:

  1. Pemangkasan Bentuk, bertujuan membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang.
  2. Pemangkasan Produksi (pemeliharaan) atau sering disebut juga pemangkasan produksi yang bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman setelah diperoleh dari pemangkasan bentuk dan menyediakan cabang-cabang buah produktif dalam jumlah yang cukup.
  3. Pemangkasan Rejuvinasi (peremajaan) bertujuan untuk mempermuda batang.

PEMANGKASAN BATANG TUGGAL

  1. Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan bentuk bertujuan untuk menciptakan bentuk pohon yang ideal. Pemangkasan dilakukan pada tanaman berumur 1-3 tahun. Prinsip dasar pemangkasan bentuk :

Agar pohon tidak terlalu tinggi. Agar pertumbuhan cabang-cabang samping lebih kuat dan panjang untuk mendukung pembuahan Tinggi ideal pohon pangkasan 1,5-1,8 m. Cabang primer teratas harus dipotong tinggi satu ruas. Cabang sekunder yang tumbuh pada posisi 20 cm harus dipangkas bersih. Pilih 2-3 cabang sekunder yang kuat dan letaknya menyebar pada setiap cabang primer untuk dipelihara, dan sisanya dipangkas. Pemangkasan dilakukan pada akhir kemarau agar pertumbuhan cabang lebih baik dan kuat.

Gambar 1. Bentuk Pohon Yang Ideal Setelah Pemangkasan.
  1. Pemangkasan Produksi (Pemeliharaan)

Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang sudah menghasilkan. Tujuannya untuk menyediakan/menumbuhkan cabang-cabang produktif dalam jumlah yang cukup serta mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh pada pemangkasan bentuk Pemangkasan produksi dilakukan untuk menjaga keseimbangan jumlah daun dengan tanaman. Menciptakan aerasi yang ideal sehingga kelembaban iklim mikro sekitar cabang terjaga (menghindarkan penyakit). Prinsip dasar Pemangkasan produksi : Pembuangan tuanas air (wiwilan) yang tumbuh keatas. Pembuangan cabang cacing dan cabang balik. Pembuangan cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit. Pemangkasan dilakukan 3-4 kali dalam setahun dan dilakukan pada awal musim hujan.

Gambar 2. Buahnya bagus.
  1. Pemangkasan Rejuvinasi (Peremajaan)

Pemangkasan rejuvinasi dilakukan pada tanaman tua yang kurang produktif tetapi perakarannya masih kokoh. Pelaksanaan rejuvinasi yang tepat adalah pada saat menjelang musim hujan setelah panen kopi selesai. Peremajaan sangat perlu dilakukan untuk mengembalikan potensi produksi tanaman kopi yang telah tua atau terserang penyakit. Terdapat dua metode dalam rejuvinasi, yaitu Metode Side Pruning dan metode Full Stumping . Metode Side Pruning (pemangkasan sisi) Dilakukan dengan memangkas habis seluruh cabang disatu sisi dan membiarkan sisi berlawanan normal. Pemangkasan satu sisi nantinya akan mendorong tumbuhnya tunas pada sisi yang telah dipangkas tadi. Seleksi satu tunas yang baik dengan kriteria; berada cm dari permukaan tanah, sehat dan kokoh. Sebelah dari bagian keseluruhan tanaman.

Metode Full Stumping (Potong Habis) Metode ini sebenarnya tidak direkomendasikan pada tanaman kopi karena dapat menghentikan produksi sampai 2 tahun. Namun metode ini wajib dilakukan bila tanaman terserang OPT (organisme pengganggu tumbuhan) dan membuat bagian tanaman atas harus di potong habis hanya tunggul yang disisakan.

Gambar 3. Peremajaan Kopi Setelah Pemangkasan.

SISTEM PEMANGKASAN BATANG GANDA

Sama dengan sistem Pemangkasan Batang Tunggal, sistem Pemangkasan Batang Ganda juga dikenal tiga macam pemangkasan yaitu: Pemangkasan bentuk; Pemangkasan produksi (pemangkasan pemeliharaan); Pemangkasan rejuvinasi (peremajaan)

  1. Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan Bentuk dikenal ada 2 metode pemangkasan  yaitu; metode Toraja dan metode Kandelaber. Tujuan pangkasan bentuk dalam budidaya kopi bertujuan membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Tanaman menjadi tidak terlalu tinggi, cabang-cabang lateral dapat tumbuh dan berkembang menjadi lebih kuat dan lebih panjang. Selain itu kanopi pertanaman lebih cepat menutup. Hal ini penting untuk mencegah rumpai dan erosi.

  1. Pemangkasan Produksi (Pemangkasan Pemeliharaan)

Pangkasan produksi bertujuan untuk menjaga keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh melalui dari pangkasan bentuk. Pemangkasan cabang-cabang yang tidak produktif yang biasanya tumbuh pada cabang primer, dan cabang balik, cabang cacing (adventif). Pemangkasan cabang-cabang tua yang tidak produktif biasanya telah berbuah 2-3 kali, hal ini bertujuan agar dapat memacu pertumbuhan cabang-cabang produksi. Apabila tidak ada cabang-cabang reproduksi, cabang tersebut harus dipotong juga agar zat hara dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan cabang lain yang lebih produktif. Pemangkasan juga dilakukan terhadap cabang yang terserang hama hal ini agar tidak menjadi sumber inang.

  1. Pemangkasan Rejuvinasi (Peremajaan)

Pangkasan rejuvinasi bertujuan untuk memperoleh batang muda, untuk sistem berbatang ganda pangkasan produksi adalah juga merupakan pangkasan rejuvinasi. Pangkasan ini dilakukan apabila produksi rendah tetapi keadaan pohon-pohon masih cukup baik. Untuk lokasi kebun yang banyak diperoleh tanaman yang mati (lebih 50%) sebaiknya didongkel dan dilakukan penanaman ulang (replanting). Pemangkasan ini dilakukan terhadap batang pada tinggi ± 50 cm, pada menjelang musim hujan. Apabila batang nampak halus, biasanya wiwilan sukar keluar, kurang lebih 1 tahun sebelum dilakukan rejuvenasi tanaman harus dipotong (distump). Agar produksi tidak menurun secara drastis, maka pemangkasan rejuvinasi hendaknya dilakukan pada akhir suatu tahun panen besar (akhir on-year)

Daftar Pustaka

Agrios, G.N. (2005). Plant pathology (p. 922). Fifth Edition. USA: Elsevier Academic Press.

Amaria, W., & Harni, R. (2012). Penyakit karat daun dan pengendaliannya. In Bunga Rampai: Inovasi teknologi tanaman kopi untuk perkebunan rakyat. Sukabumi: Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri.

Anonimous. (2003). Musuh Alami, hama dan penyakit tanaman kopi. Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat. Jakarta: Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian.

 Anonimous. (2010). Laporan serangan OPT penting tanaman perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.

CIRAD. (2004). The brocap trap. http://frenchagricultura lresearchforinternational development.pdf. Constantino, L. M., Navarro, L., Berrio, A., Acevedo, F. E., Rubio, D., & Benavides, P. (2011). Aspectos biológicos, morfológicos y genéticos de Hypothenemus obscuruse Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae: Scolytinae). Revista Colombiana de Entomología, 37(2), 173–182.

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2003). Musuh alami, hama, dan penyakit tanaman kopi. Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat. Jakarta: Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian.

Samsudin, & Soesanthy, F. (2012). Hama penggerek kopi dan pengendaliannya. In Bunga Rampai: Inovasi teknologi tanaman kopi untuk perkebunan rakyat. Sukabumi: Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri.