Pengendalian Penyakit Busuk Buah Kakao

Oleh :
Putu Sugita,S.P., M.P
POPT Madya

Penyakit busuk buah kakao (BBK) merupakan salah satu masalah utama dalam budidaya kakao karena merupakan faktor pembatas produksi. Penyakit ini menyerang bagian buah muda dan buah matang.  Di Jembrana, penyakit ini meresahkan petani di sentra pengembangan tanaman kakao, karena dapat mengakibatkan kerusakan buah lebih dari 50% dan pengendalian yang dilakukan  belum sesuai harapan karena pengendaliannya secara parsial dan tidak menggunakan semua komponen pengendalian yang tersedia.

Pengendalian penyakit buah kakao akan memberikan hasil yang baik, jika dilakukan secara terpadu dengan menerapkan semua komponen yaitu :

  • penanaman varietas unggul,
  • teknik budidaya,
  • teknik pemangkasan yang benar,
  • pengamatan penyakit secara kontinyu,
  • pengambilan dan pemusnahan buah,
  • sanitasi kebun,
  • penggunaan agen hayati dan fungisida nabati,
  • penggunaan pestisida sintetik secara bijaksana

GEJALA PENYAKIT

  • Penyakit busuk buah kakao ( Phytophthora palmivora) diawali dengan munculnya bercak kecil pada buah, sekitar dua hari setelah infeksi. Bercak berwarna cokelat, kemudian berubah menjadi kehitaman dan meluas dengan cepat sampai seluruh buah tertutup.
  • Buah benar-benar menghitam sekitar 14 hari dan jaringan internal termasuk biji, membentuk mumi yang merupakan sumber utama infeksi busuk buah.
  • Miselium berwarna putih muncul pada permukaan buah yang terinfeksi dan menjadi lebih padat pada saat penyakit berkembang. Miselium akan menghasilkan sporangium yang didalamnya terdapat banyak spora. 
  • Spora dari sporangium melalui air hujan ke permukaan buah dan sporadis disebarkan oleh tetesan air hujan untuk menginfeksi bagian lain dari pohon kakao.
  • Penyakit busuk buah dapat menyerang berbagai umur buah sejak buah masih kecil sampai menjelang masak. Namun demikian, fase buah yang belum matang merupakan fase yang paling peka terhadap infeksi patogen.
  • Warna buah berbecak kehitaman, umumnya bagian buah yang busuk tampak hitam dan basah, serangan dapat dimulai dari bagian ujung atau dekat tangkai buah.
  • Busuk pada buah dimulai dengan bercak kecil pada buah, kemudian bercak berkembang dengan cepat untuk jaringan internal dan seluruh permukaan buah, bahkan bagian dalam buah termasuk biji, juga terserang, akhirnya buah menjadi hitam.
  • Buah yang terinfeksi akan menjadi busuk total dalam waktu 2 minggu, tergantung ukuran buah pada saat terinfeksi.
  • Patogen menyerang jaringan buah internal dan menyebabkan biji kakao berkerut dan berubah warna, buah-buah yang sakit akhirnya menjadi hitam dan menjadi mumi
Gejala Penyakit Busuk Buah

Siklus Hidup Penyakit Busuk Buah

EKOLOGI

  • Semua tahap perkembangan buah, rentan terhadap penyakit ini dan infeksi dapat terjadi pada setiap bagian dari buah. Dalam kondisi lembap dan hujan, satu buah yang terinfeksi mungkin dapat menghasilkan hingga 4 juta spora. Air diperlukan oleh jamur untuk menyebarkan penyakit dari sumber infeksi yang dapat berupa buah, kanker batang, tanah dan akar.
  • Kondisi kelembapan tinggi penyebaran dan perkembangan penyakit sangat cepat.
  • Penyakit busuk buah ( P. palmivora ) bertahan dalam buah yang busuk dan telah menjadi mumi, kanker dan pada buah yang terinfeksi serta pada seresah–seresah lainnya kurang dari 10 bulan tergantung penutup tanah.
  • Penularan penyakit oleh air hujan maupun tiupan angin dan bantuan binatang (serangga yang baik maupun yang terbang, semut, alat, tupai, dan siput, kelelawar), serta penggunaan-alat pertanian dan media tanah yang telah terinfeksi. Penyakit dapat bertahan di dalam tanah dengan membentuk klamidospora.

KERUGIAN AKIBAT PENYAKIT

  • Mengakibatkan kerugian [ebih dari 50%  jika infeksi patogen terjadi pada buah muda yang umurnya sekitar 2 bulan sebelum matang.
  • Menyebabkan kanker batang
  • Menyebabkan hawar daun pada tanaman dewasa
  • Menyebabkan hawar daun pada bibit

PENGENDALIAN  TERPADU

  • Secara kultur teknis; pengaturan pohon pelindung dan pemangkasan tanaman kakao agar terjadi keseimbangan cahaya dan suhu udara di dalam kebun. Memetik semua buah busuk, mengumpulkan dan membenamkannya di dalam tanah dengan luas sesuai kebutuhan per volume buah yang terkumpul dan ditaburi Trichoderma sp., kemudian ditutup dengan tanah setebal 30 cm. Bila ingin dimanfaatkan sebagai pupuk organik dapat ditaburi dengan EM4 atau pupuk kandang
  • Sebagai tindakan preventif dapat menyemprotkan jamur Trichoderma sp. per pohon dengan dosis 200 g/lt air
  • Penggunaan bibit unggul (contoh : ICCRI 03, ICCRI 04)
  • Secara kimiawi, melindungi buah sehat dengan aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga (Cu), dengan dosis 0,15-2 g Cu/pohon aplikasi 1-2 minggu sekali.
  • Penyakit ini juga dapat menyerang bibit di bedengan. Gejala serangan, daun-daun muda menimbulkan gejala seperti tersiram air panas, kemudian layu dan mati. Pengendaliannya dengan sanitasi yakni bibit terserang diambil dan bibit yang sehat dilindungi dengan aplikasi fungisida Cu

PENGELOLAAN  BAHAN  TANAM  KAKAO  BEBAS  PENYAKIT  BUSUK  BUAH

  • Pemeriksaan lapangan harus dimulai pada awal musim hujan. Setelah 2–3 hari turun hujan secara terus menerus maka dilakukan pemeriksaan dan pembuangan infeksi primer pada semua buah dengan berbagai ukuran. Bahan tanam yang terinfeksi harus dibuang dengan hati–hati, pengomposan merupakan metode yang efektif tetapi harus dilakukan dengan baik agar tidak menjadi sumber infeksi. Pembakaran buah–buah yang terinfeksi hanya dapat dilakukan sebagai tindakan terakhir karena selain bahan bakarnya yang cukup mahal, juga dapat merusak lingkungan. Panen sering pada buah–buah yang sudah masak dilakukan untuk mencegah kehilangan panen karena infeksi yang sangat ringanpun dapat menyebabkan penurunan mutu biji kakao.
  • Bibit harus ditanam sesuai anjuran untuk menjaga kelembaban udara. Kelembaban dapat dengan mudah perkembangan penyakit /sporadis.
  • Pemangkasan dengan metode yang tepat pada tanaman kakao sangat penting untuk dilakukan, karena penggunaan metode kultur teknis efektif mengendalikan penyakit busuk buah jika dilakukan dengan tepat.
  • Pengendalian gulma harus dilakukan secara teratur, terutama di awal dan selama musim hujan untuk meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban dikebun kakao. Penghapusan jalan semut yang terbuat dari tanah yang menempel pada buah kakao dapat menjadi  dua sumber infeksi yaitu: spora yang terbawa dari tanah yang terinfeksi dan terbawa oleh semut itu sendiri. Saat membuka lahan kakao baru, berusaha untuk menghindari daerah–daerah yang diketahui terdapat sumber inokulum penyakit busuk buah pada tanah.
  • Mulsa juga dapat mengurangi inokulum dari tanah ke buah yang menempel pada batang yang dekat tanah.

Daftar Pustaka

CABI, ICCO, 2014. Pengenalan Hama dan Penyakit Utama pada Kakao. Disampaikan pada kegiatan TOF Sulawesi Tenggara, 16 –21 Desember 2014 Kerjasama antara ICCRI & CABI.

Firdausil AB, Nasriati, Alvi Yani, 2008. Tekknologi Budidaya Kakao.Balai Besar  Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor.

Karmawati Elna, Zainal Mahmud, M. Syakir, S. Joni Munarso, Ketut Ardana, Rubiyo, 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.Kementerian Pertanian, 2014. Pedoman Teknis Budidaya Kakao Yang Baik (Good Agriculture Practices/Gap On Cocoa). Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/4/2014. Kementerian Pertanian, Jakarta.

Proyek STDF-CABI-ICCO-ICCRI, 2014. Panduan Pelatihan Fasilitator Utama ( Training of  Master Fasilitator ). Proyek STDF-CABI-ICCO-ICCRI, Jember.