Petani di Bali Dituntut Hasilkan Kopi Berkualitas

I Made Budiana, SP
(POPT Ahli Muda)

Komoditas kopi bali kini sudah menjadi satu komoditi primadona di dunia internasional. Perlu upaya lebih signifikan untuk meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan kualitas dari komoditas yang banyak diusahakan perkebunan rakyat ini. “Untuk itu para petani kopi bali dituntut untuk menghasilkan produk yang selain bermutu tinggi, juga ramah lingkungan serta organik di tengah persaingan global di bidang hasil produksi pertanian,” Kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si saat Aksi Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Kopi (Hama PBKo) bertempat di Desa Kebon Padangan, Pupuan, Tabanan.

Bapak Kepala Dinas TPHP juga menjelaskan beberapa kendala yang bisa menghambat peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kopi khususnya di Bali adalah serangan hama penggerek buah kopi (PBKo). “ Hama ini punya pengaruh langsung dan nyata terhadap penurunan produksi dan kualitas hasil biji kopi dita di pasaran, sehingga kerugiannya cukup besar,” menurut Bapak Kadis TPHP. Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si menyebut hampir 5% jumlah kehilangan dari total hasil panen biji kopi. “ Belum lagi kerugian akibat penurunan mutu yakni biji kopi yang berlubang, tentunya menurunkan nilai jualnya’” tambah beliau. Disisi lain Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si menyebut selama bertahun-tahun kebelakang para petani masih mengandalkan insektisida sintetik atau kimia yang ternyata setelah dipergunakan terus menerus memiliki efek negatif pada lingkungan sekitar. “Insektisida sintetik atau kimia berdampak pada pencemaran lingkungan, kontaminasi pada buah hingga menimbulkan resistensi pada beberapa jenis serangga. Selain itu, karena PBKo perkembangannya berada dalam buah kopi, penggunaan insektisida bisa dikatakan tidak efektif,” kata Bapak Kadis. Untuk itu, Dinas TPHP Bali bersama Kementerian Pertanian memperkenalkan perangkap feromon/atraktan yang lebih ramah lingkungan serta mudah dalam pengaplikasian. “Gerakan dan sosialisasi ini sebagai awal dari aksi pengendalian hama PBKo dengan menyasar 100 Ha lahan di kabupaten Tabanan sehingga diharapkan mampu menekan hama sampai batas ambang ekonomi, “ himbau Bapak Kepala Dinas TPHP. “ Namun kita harus bekerja bersama karena jika sendiri-sendiri hasilnya tidak akan maksimal, lakukan bersama-sama agar berdampak pada hamparan luar,”. Pada kesempatan itu, Kasubdit Dirjen Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Ir. Arsiah, M.Si menyebut gerakan pengendalian hama PBKo ini sangat penting mengingat lebih dari 18 juta penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor perkebunan. “ Ditambah lagi sektor ini juga berperan besar dalam ekonomi perdesaaan, menyumbang lebih dari 420 triliun rupiah untuk pendapatan Negara.”