Oleh :
Tim POPT UPTD BPTPHBUN BALI
Untuk membantu petani dalam mengatasi serangan hama dan penyakit tanaman secara lebih bijak dan ramah lingkungan, UPTD Balai Pengendalian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHBUN) Provinsi Bali menggelar kegiatan sosialisasi identifikasi dan teknologi pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kabupaten Gianyar.
Kegiatan ini dilaksanakan atas permintaan Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, dengan tujuan memberikan pemahaman langsung kepada para petani mengenai jenis-jenis hama yang menyerang tanaman padi serta cara pengendaliannya yang tidak merusak lingkungan.

Dalam sosialisasi ini, para petani diajarkan untuk mengenali jenis-jenis hama yang sering menyerang padi, seperti tikus, penggerek batang, walang sangit, hingga penyakit seperti hawar daun (BLB) dan tungro. Tidak hanya mengenal nama dan bentuknya, petani juga dilatih memahami gejala serangan, seperti daun yang berlubang, menguning, atau batang yang patah.
Solusi Pengendalian Ramah Lingkungan
Berbeda dengan cara lama yang mengandalkan pestisida kimia, kegiatan ini menekankan penggunaan teknologi pengendalian yang lebih aman, seperti:
- Penggunaan pestisida nabati, yang berasal dari bahan alami seperti daun dan akar tanaman.
- Perangkap feromon dan lampu, untuk menarik dan menangkap hama tertentu.
- Agens pengendali hayati, seperti jamur atau serangga alami yang bisa mengendalikan populasi hama tanpa merusak ekosistem.
- Pengelolaan pertanian terpadu, mulai dari pemilihan bibit unggul, rotasi tanaman, hingga sanitasi lahan dan pengaturan waktu tanam yang tepat.

Petani Jadi Ahli di Lahan Sendiri
Kegiatan ini juga mendorong petani untuk menjadi ahli dalam pengendalian hama di lahan mereka sendiri. Melalui pelatihan dan pendampingan, petani didorong untuk aktif melakukan pengamatan dan pengambilan keputusan berdasarkan kondisi lapangan. Pemerintah akan terus memantau perkembangan kegiatan ini melalui program Sekolah Lapang Pertanian Ramah Lingkungan.

Melalui petugas yang ada di lapangan akan terus memantau perkembangan kegiatan Sekolah Lapang Pertanian Ramah lingkungan dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan keberlanjutan program ini serta mencegah terjadinya kerugian hasil akibat dari serangan OPT (Organisme Penggaggu Tumbuhan).
Dengan sosialisasi ini, diharapkan petani mampu menerapkan cara-cara pengendalian yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Selain menjaga hasil panen tetap tinggi, upaya ini juga menjadi bagian dari perlindungan lingkungan hidup dan keberlanjutan pertanian di Bali.

