CACINGAN, DIAM-DIAM MERUGIKAN

Ni Wajan Leestyawati, Penyuluh Pertanian
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

Cacingan adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing. Secara umum cacingan bersifat menahun. Ternak yang cacingan di tahap awal tidak menunjukkan sakit, mereka masih makan, bergerak, seperti biasa. Sehingga peternak sering tidak menyadari kalau ternaknya sedang terserang parasit cacing. Gejala baru disadari ketika sudah parah, Dimana ternak menunjukkan gejala umum seperti lesu, rambut/bulu kusam, mata kotor, dan kotoran tidak padat, bahkan encer, namun masih banyak makan. Sekalipun banyak makan, ternak tetap lesu, kurus karena zat-zat makanan dalam pakan yang dimakan, diambil oleh cacing yang berada di dalam tubuhnya. Jadi cacingan kelihatannya tidak berbahaya, tetapi sangat merugikan. Dari laporan penyakit tahun 2024 di Bali, cacingan menempati urutan tertinggi pertama (56,10%), disusul oleh Bovine Efemeral Fever (22%), kemudian coccidiosis (19,72%), African Swine Fever (1,17%) dan Hog cholera (0,70%). Dari kenyataan ini, peternak tidak dapat mengabaikan cacingan pada ternaknya dan harus melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap cacingan.

Penyakit pada ternak tahun 2024

No.Nama PenyakitTernak yang diserangKejadian
Kasus%
1.African swine fever (ASF)Babi3111,17
2.Bovine Ephemeral Fever (BEF)Sapi5.91922
3.Coccidiosis (berak darah)Semua ternak5.23219,72
4.Helminthiasis (cacingan)Semua ternak14.88756,10
5.Hog CholeraBabi1870,70
Jumlah26.536100
Sumber: Bidang PKH-Distanpangan Prov. Bali, 2024

Grafik Penyakit pada ternak tahun 2024

Ada banyak jenis cacing yang menyerang ternak, Sebagian besar cacing dalam saluran pencernaan. Namun ada juga yang di luar pencernaan, misalnya cacing hati dan cacing mata.

Semua cacing menimbulkan kerugian. Beberapa kerugian yang timbul akibat cacingan adalah

  • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan ternak
  • Penurunan berat badan pada ternak
  • Penurunan produktivitas ternak
  • Penurunan produksi susu
  • Penurunan kualitas daging, kulit, dan jerohan
  • Bahaya penularan pada manusia
  • Penurunan daya tahan terhadap penyakit
  • Cacingan juga dapat menyebabkan ternak menjadi lemah, depresi, dan kurang aktif sehingga mudah terserang penyakit lainnya.
  • Pada infestasi yang parah, dapat menimbulkan kematian ternak

Pencegahan :

Cacing tidak tahan terhadap panas, oleh sebab itu :

  • Sabit rumput ketika matahari sudah terbit dan sebelum matahari terbenam. Panas matahari membuat larva cacing bersembunyi dan turun ke permukaan tanah, sehingga pada rumput yang diambil/ disabit tidak terdapat larva cacing. Demikian juga untuk menggembalakan ternak, keluarkan ternak dari kandang setelah matahari terbit dan kandangkan kembali sebelum matahari terbenam.
  • Pemberian pakan /hijauan pakan ternak yang sudah diolah dengan teknologi fermentasi, seperti silase bagus untuk mencegah cacingan.

Cacing menyukai suasana basah dan lembab, untuk membasmi cacing, dilakukan

  • Menjaga kandang agar selalu kering, tidak lembab dan tidak becek, dengan menjaga saluran air agar air dapat mengalir lancar dan tidak ada genangan air pada tanah.
  • Mengusahakan kandang dan lingkungannya dalam keadaan bersih, dengan membersihkan kandang dan lingkungannya secara berkala, membersihkan sisa pakan setiap hari.

Cacing biasa ada dalam kotoran ternak, maka

  • Kotoran ternak harus dibersihkan setiap hari,
  • Membuat tempat penampungan kotoran ternak dan mengolahnya menjadi pupuk dengan teknologi fermentasi.

Ternak yang dalam kondisi buruk, tidak mempunyai daya tahan yang baik terhadap penyakit, dan akan lebih mudah terserang berbagai jenis penyakit termasuk cacingan. Sehingga pencegahan terhadap penyakit termasuk cacingan, dapat dilakukan tindakan :

  • Memberikan pakan yang cukup dalam jumlah dan kandungan gizinya termasuk vitamin dan mineral, supaya ternak mempunyai daya tahan tubuh yang baik.
  • Melakukan peneriksaan kotoran ternak dan kesehatan ternak secara rutin untuk memantau telur dan larva cacing, dan memberikan obat cacing secara rutin.
  • Memberikan obat cacing, yang dapat diberikan mulai dari anak-anak hingga ternak dewasa dengan takaran /dosis disesuaikan dan di ulang  sesuai dengan aturan penggunaan obat cacing yang digunakan (mungkin setiap 3, 4 atau 6 bulan sekali)

Peternak perlu lebih waspada pada pergantian musim dan musim hujan, karena pada musim ini sering terjadi peningkatan ancaman penyakit pada ternak.