Anjingku Sudah Divaksinasi Rabies, tapi Kok Kena Rabies?

Ni Wajan Leestyawati Palgunadi
Penyuluh Pertanian Ahli Utama
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

Rabies tergolong penyakit yang mematikan. Tidak ada obat untuk menyembuhkan hewan maupun manusia yang terserang penyakit rabies, dan semua yang terserang rabies selalu berakhir dengan kematian.

Di Bali rabies tidak hanya mematikan banyak hewan dan ternak tetapi manusia juga sudah banyak yang menjadi korban rabies. Korban jiwa karena rabies, semuanya tertular dari gigitan anjing, karena anjing merupakan hewan penular rabies yang mempunyai hubungan dekat dengan manusia.

Anjing mempunyai sifat-sifat yang baik, diantaranya, setia dan melindungi kepada pemiliknya, dapat diperintah, mengerti situasi emosi pemiliknya, bisa menjadi teman olah raga karena  anjing suka berlari, mengejar, dan menangkap, sehingga anjing banyak dipelihara oleh masyarakat sebagai hewan kesayangan dan sebagai hewan penjaga.

Meskipun tidak dapat diobati, tetapi rabies dapat dicegah dengan cara melakukan vaksinasi rabies. Vaksinasi adalah memasukkan vaksin atau bibit penyakit rabies yang sudah dilemahkan. Vaksinasi rabies bertujuan untuk merangsang tubuh membentuk zat kebal atau antibodi terhadap rabies, sehingga hewan yang sudah divaksinasi di dalam tubuhnya terdapat antibodi dan menjadi kebal, tidak tertular ketika terinfeksi virus rabies. 

Namun ada beberapa kasus, anjing yang sudah divaksinasi rabies tetapi tertular rabies. Kondisi ini terjadi kemungngkinan disebabkan oleh:

  1. Zat kebal/antibod rabies dalam tubuh anjing yang sudah divaksinasi belum terbentuk ketika ketika anjing tersebut terinfeksi virus rabies. Antibodi rabies pada umumnya terbentuk dalam 2 minggu setelah hewan divaksinasi. Jika sebelum 2 minggu setelah vaksinasi, hewan digigit oleh hewan lain yang penderita rabies, maka hewan yang divaksinasi tersebut dapat tertular rabies karena di dalam tubuhnya belum terbentu antibodi. Contoh : Anjing divaksinasi 15 Feb 2024 dan positif rabies 22 Februari 2024 (positif rabies 7 hari setelah vaksinasi). Dalam 7 hari antibodi protektif belum terbentuk.
  2. Anjing yang divaksinasi rabies sudah tidak memiliki antibodi karena vaksinasi dilakukan sudah terlalu lama, lebih dari 1 tahun dan tidak dilakukan vaksinasi ulang. Sehingga vaksinasi rabies dilakukan setahun sekali. Vaksin rabies tidak berlaku seumur hidup.

Contoh: anjing divaksinasi 1,5 tahun yang lalu dan tidak divaksin lagi.

  1. Anjing yang divaksinasi rabies, kemungkinan sudah terinfeksi virus rabies tetapi belum menunjukkan gejala rabies, karena masa inkubasi penyakit rabies pada anjing cukup panjang yaitu antara 5 hari – 1 tahun.

Contoh: anjing divaksinasi 14 Maret 2024 dan positif rabies 22 Maret 2024 (positif rabies 8 hari setelah vaksinasi).

Beberapa kasus anjing yang telah divaksinasi dan positif rabies, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel. Anjing yang telah divaksinasi dan positif rabies.

No.Tanggal vaksinasiDinyatakan positif rabiesPost vaksinKemungkinan
115 Feb 202422 Feb 20247 hariSudah positif waktu divaksin
214 Mar 202422 Mar 20248 hariSudah positif waktu divaksin
321 Mei 202427 Mei 20246 hariSudah positif waktu divaksin
420 Des 20234 Januari 202415 hariTerinfeksi sebelum terbentuk antibodi
619 Jan 20247 Feb 202419 hariTerinfeksi sebelum terbentuk antibodi
75 Sep 202427 Sept 202422 hariTerinfeksi sebelum terbentuk antibodi
813 Feb 202410 Des 202410 bulanTidak ada antibodi protektif
9202220 Juni 20241,5 tahunTidak ada antibodi protektif
1020213 Des 20243 thTidak ada antibodi protektif
Data diambil dari : BBVet Bali, dalam WA Grup Networking Rabies

Menyimak kasus di atas, maka perlu dilakukan:

  1. Melakukan vaksinasi rabies pada anjing secara berkala 1 tahun sekali, mengingat antibodi protektif sampai bulan ke-11.
  2. Tidak meliarkan anjing minimal selama 14 hari setelah vaksinasi, karena antibodi protektif terbentuk 2 minggu setelah vaksinasi
  3. Memastikan anjing sehat dan belum terinfeksi virus rabies Ketika divaksinasi rabies.

Tips mencegah penyakit rabies.

Meskipun sangat berbahaya dan mematikan, namun penyakit rabies dapat dicegah dengan HTVT, yaitu

H. Hindari gigitan anjing dan hewan penular rabies lainnya, karena rabies ditularkan memalui gigitan hewan penular rabies.

T.  Tidak meliarkan anjing, supaya anjing tidak tertular rabies dari gigitan anjing lain dan mencegah gigitan anjing kepada manusia.

V.  Vaksinasi anjing secara berkala, di Bali vaksinasi rabies dilakukan secara massal setahun sekali.

T.  Tidak membawa anjing dari daerah lain apalagi daerah yang tertular rabies, karena anjing di daerah tersebut harus dicurigai tertular rabies mengingat masa inkubasi rabies cukup pajang, sehingga bisa saja anjing tersebut sudah terinfeksi rabies tetapi belum menunjukkan gejala sakit rabies.

Sumber Bacaan

  1. Selain Cerdas dan Berani, Ini 5 Sifat Umum Anjing Peliharaan https://momsmoney.kontan.co.id/news/selain-cerdas-dan-berani-ini-5-sifat-umum-anjing-peliharaan#google_vignette
  1. Penyakit rabies. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies
  2. Hasil uji Laboratoriun BBVet Denpasar. WA Group Networking Rabies
  3. Rosmalina Sari Dewi Daulay, Dyah Pancawidyana, Aulanni’am. PENGKAJIAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN NEO RABIVET PUSVETMA https://pusvetma.ditjenpkh.pertanian.go.id).