Pemanfaatan Semut Hitam untuk Pengendalian Penggerek Buah (PBK) dan Penghisap Buah (Helopeltis sp.) pada Tanaman Kakao

Oleh :
I Dewa Ayu Yona Aprianthina, S.P., M.Sc
(POPT Ahli Muda)

Penggerek buah kakao (PBK) dengan nama ilmiah Conopomorpha cramerella  merupakan salah satu hama utama yang merusak bagian biji buah kakao. Selain hama PBK, ada juga hama utama lainnya yang menyerang tanaman kakao yaitu hama penghisap buah kakao dengan nama ilmiah Helopeltis antonii yang menyerang pada permukaan kulit buah kakao dan bagian pucuk/tunas.

Pengenalan terhadap hama ini secara baik dan teknik pengendalian sedini mungkin baik preemtif maupun kuratif yang penerapannya secara tepat dapat mengurangi kehilangan hasil panen akibat serangan hama ini. Salah satu teknik pengendalian biologi dengan memanfaatkan agen pengendali hayati berupa semut hitam sebagai musuh alami/predator bagi  hama PBK dan Helopeltis sp.

Gambar 1. (a) Gejala serangan PBK pada buah kakao, (b) Siklus hidup PBK (Conopomorpha cramerella).
Gambar 2. Hama penghisap buah kakao (Helopeltis sp.).

Semut hitam dikenal dengan nama ilmiah Dolichoderus thoracicus dahulu nama ilmiahnya adalah Dolichoderus bituberculatus. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi semut hitam adalah sebagai berikut :

Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Class: Hexapoda
Ordo: Hymenoptera
Famili: Formicidae
Subfamili: Dolichoderus
Genus: Dolichoderus
Spesies: Dolichoderus thoracicus
Gambar 3. Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) dan koloninya.

Semut hitam termasuk serangga yang hidup berkelompok (serangga sosial) yang biasanya populasinya mendominasi lingkungan, sehingga jika ada kelompok serangga atau jenis semut lain pada lokasi pengembangbiakannya, maka akan saling menyerang sehingga yang bertahan hanya satu jenis kelompok saja. Semut hitam dewasa umumnya berukuran 4-5 mm. Semut hitam ini biasanya berasosiasi dengan kutu putih Cataenococcus hispiridus (atau dikenal juga sebagai Planococcus lilacinus).

Pemanfaatan semut hitam merupakan cara pengendalian biologi yang memiliki prospek untuk dikembangkan dengan biaya murah, aman bagi lingkungan dan berkesinambungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agar semut hitam efektif mengendalikan PBK dan Helopeltis sp., maka populasi semut hitam minimal mencapai 60-70 % pada tiap tanaman kakao. Untuk meningkatkan populasi semut hitam dapat dilakukan dengan pembuatan sarang dari lipatan daun kelapa kering, daun kakao kering, atau bambu yang digantungkan di cabang kakao. Adapun teknik pembuatan sarang semut dengan menggunakan daun kakao kering yaitu sebagai berikut :

  1. Apabila pada lokasi pemapanan semut hitam terdapat jenis semut lain maka perlu dihilangkan terlebih dahulu.
  2. Menyiapkan alat dan bahan (daun kakao kering, tali rafia, gunting, sumber pakan semut berupa : cairan gula merah/cairan gula pasir/cairan terasi/kepala ikan segar). Berdasarkan hasil penelitian, pakan alternatif yang paling sesuai untuk kolonisasi semut hitam pada semua stadia (telur, larva, pupa dan imago) yaitu kepala ikan segar, hal ini mungkin dikarenakan kandungan gizi pada ikan mengandung protein yang tinggi (Wijaya, 2007).
  3. Siapkan  10-15 helai daun kakao kering, kemudan gulung, dan diikat menggunakan tali rafia (Gambar 4).
  4. Tambahkan sumber makanan semut hitam yang dimasukkan ke dalam bagian tengah lubang gulungan daun kakao kering (Gambar 4). Ketersediaan sumber pakan perlu dipantau secara rutin minimal 2-3 minggu, jika sumber pakan habis, dapat segera ditambahkan kembali ke dalam lubang.
Gambar 4. Tata cara pembuatan sarang semut hitam dari daun kakao kering.
  1. Sarang semut minimal sejumlah 3 buah yang dipasang menyebar dengan populasi minimal 60-70 % pada tiap tanaman kakao.
  2. Apabila pada lokasi pemapanan belum ditemukan semut hitam, dapat dilakukan introduksi semut hitam dari luar dengan cara memindahkan sarang semut hitam yang telah dihuni ke lokasi pemapanan yang baru.  
  3. Pembuatan sarang baru dilakukan minimal setiap 6 bulan sekali atau jika keadaan sarang semut telah kelihatan lapuk.
Gambar 5. Kutu putih yang pada umumnya berasosiasi dengan semut hitam.
  1. Introduksi kutu putih (Cataenococcus hispidus) juga dapat dilakukan di lokasi pengembangan semut hitam di pertanaman kakao dengan cara menempelkan sayatan kulit buah kakao yang telah dihuni dengan kutu putih pada batang/cabang kakao. Inokulasi kutu putih secara terus menerus pada tanaman kakao yang populasi kutu putihnya kurang.
  2. Tidak menyemprotkan insektisida pada lokasi pengembangan semut hitam, karena dapat mematikan koloni semut hitam.
  3. Disarankan agar tidak mengubah ekosistem pertanaman kakao secara drastis misalnya dengan melakukan pemangkasan ringan dengan frekuensi yang sering.
  4. Sebaiknya di lokasi pemapanan dilakukan penanaman kakao yang ditumpangsarikan dengan tanaman kelapa karena tanaman kelapa banyak menyediakan sumber makanan.

Daftar Pustaka

Ratnada, M. 2019. Pengendalian PBK dan Helopeltis dengan Semut Hitam. Diakses melalui https://ntt.litbang.pertanian.go.id/index.php/program-litbang/program-2019/740-pengendalian-pbk-dan-helopeltis-dengan-semut-hitam pada 7 Juni 2021 pukul 12.05 WITA.

Anonim, 2021. Semut Hitam. Diakses melalui http://www.sainsindonesia.co.id/index.php/en/rubrik/flora-a-fauna/709-semut-hitam. Diakses 30 Juni 2021. 15.30 WITA.

Anonim, 2021. Klasifikasi dan Morfologi Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus). Diakses melalui https://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-semut-hitam-dolichoderus-thoracicus/#:~:text=Semut%20hitam%20Dolichoderus%20thoracicus%20termasuk,dan%20termasuk%20dalam%20Familia%20Formicidae pada tanggal 30 Juni 2021 pukul 09.25 WITA.

Anonim, 2021. Dolichoderus thoracicus. Diakses melalui https://en.wikipedia.org/wiki/Dolichoderus_thoracicus pada ntanggal 30 Juni 2021 Pukul 09.15 WITA. Wijaya, S. Y., 2007. Kolonisasi semut hitam ( Dolichoderus thoracicus Smith ) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Dengan Pemberian Pakan Alternative. Universitas Negeri Solo. Solo. Diakses melalui https://digilib.uns.ac.id pada tanggal 30 Juni 2021 pukul 09.27 WITA.