Biosekuriti dalam Pencehagan Cacingan pada Ternak

drh. Ni Wajan Leestyawati P., M.Si
Penyuluh Pertanian Utama
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

Cacingan disebut juga helmintiasis adalah kondisi ternak yang di dalam tubuhnya terdapat cacing. Cacing-cacing yang masuk ke dalam tubuh hewan menjadi parasit, menghisap zat-zat makanan dan nutrusi dari pakan yang dimakan oleh ternak, menyebabkan ternak kekurangan zat makanan, lama-kelamaan ternak menjadi kurus dan terhambat pertumbuhannya.

Cacing juga dapat merusak saluran pencernaan dan organ tubuh lainya seperti hati, paru-paru dan darah yang menyebabkan kondisinya menurun, nafsu makan berkurang dan mudah terserang penyakit bahkan penyakit yang serius. Dengan demikian cacingan atau helmintiasis menimbulkan kerugian ekonomi sehingga ditetapkan sebagai salah satu penyakit strategis (Kepmentan No.4026/Kpts/OT.140/4/2013). 

Ada bermacam-macam jenis cacing yang menginfestasi ternak, diantaranya cacing gelang (Ascaris Vitulorum), cacing bungkul (Oesophagusomium spp), cacing lambung (Ostertagia sp.) cacing kait (Bunostomum sp., Angiuostomum sp.), cacing kawat (Haemonchus contortus), Cooperasi sp., Chabertia sp., Trichuris sp. dan Trichostrongylus sp.

Pada umumnya cacing masuk ke dalam tubuh ternak melalui saluran pencernaan. Larva cacing ada di dalam rumput termakan oleh ternak, hidup di dalam tubuh ternak dan telurnya keluar bersama kotoran ternak. Telur akan menetas, mencari induk semang perantara, berkembang menjadi larva dan hidup pada rumput. Demikian seterusnya.
Cacing dapat menyerang berbagai jenis ternak baik sapi, kambing, domba, babi, kerbau maupun ayam dan juga itik. Ternak-ternak tersebut sangat sangat mudah terinfestasi cacing terutama jika kondisi lingkungan hidupnya kotor, becek, dan lembab.
Pembersihan cacing dari tubuh ternak pada umumnya memerlukan waktu yang cukup panjang. Namun cacingan dapat dicegah dengan penerapan biosekuriti oleh peternak yang disertai komitmen dan ketekunan.

Biosekuriti adalah serangkaian tindakan pencegahan penyakit dari dalam dan luar area kandang sehingga ternak menjadi aman dari penyakit. Serangkaian tindakan yang harus dilakukan dalam pencegahan cacingan pada ternak meliputi:

  1. Menjaga kebersihan kandang dan lingkungannya. Membersihkan kandang dan lingkungannya dari kotoran ternak dan sampah sisa pakan ternak dilakukan setiap hari. Kotoran ternak dikumpulkan dalam sebuah lubang di luar kandang supaya tidak berserakan, yang selanjutnya dapat diproses menjadi pupuk organik dengan teknologi fermentasi. Telur dan larva cacing yang ada di dalam kotoran ternak akan mati karena suhu panas yang dihasilkan dalam proses fermentasi. Mengusahakan kandang selalu dalam keadaan bersih, kering dan hangat untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi ternak. Hindari adanya kubangan air pada tanah yang dapat menyebabkan wilayah kandang menjadi becek dan lembab. Cacing akan tumbuh baik pada lingkungan lembab.
  2. Mengontrol rumput dan hijauan pakan ternak. Jika ternak digembalakan, lepas ternak ke daerah penggembalaan setelah matahari terbit dan kandangkan kembali sebelum matahari terbenam. Dalam keadaan sejuk dan lembab atau sebelum adanya simar matahari, larva cacing suka berada pada pucuk rumput dan akan termakan oleh ternak. Demikian juga untuk pakan ternak yang dikandangkan intensif, sabitkan rumput utuk pakan setelah terbitnya atau sebelum terbenamnya matahari. Lebih baik lagi jika hijauan dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak, artinya rumput yang disabit pagi hari untuk pakan ternak pada sore hari dan rumput yang disabit sore hari untuk pakan pagi keesokan harinya. Pelayuan hijauan selain mengusir larva cacing juga mencegah kembung perut pada ternak.
  3. Memberikan pakan yang kualitas. Pakan yang berkualitas baik, dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan ternak. Berikan kepada ternak jenis pakan yang beragam misalnya rumput dipadukan dengan leguminosa, pakan penguat berupa pakan konsentrat berkualitas dan bernutrisi tinggi.
  4. Rutin memeriksa telur dan larva cacing. Hal ini penting untuk mengetahui cacingan pada ternak sedini mungkin dan mengetahui jenis cacing yang menginfestasi sehingga dapat memberikan obat yang tepat. Sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin 2-3 bulan sekali terhadap telur dan larva melalui uji feses.
  5. Memberikan obat cacing secara berkala, 6 bulan sekali. Obat cacing yang digunakan bisa yang tradisional dan bisa juga yang paten. Konsultasikan penggunaan obat cacing dengan dokter hewan.

Sumber bacaan :

Cacingan Pada Ternak, Ketahui Gejala dan Pengobatannya. https://pakanternaknutrifeed.co.id/artikel/cacingan-pada-ternak-ketahui-gejala-dan-pengobatannya/. Diunduh 11 September 2023. 08.41

Mencegah Sapi Mengalami Cacingan

https://ternak-sehat.fkh.ugm.ac.id/2018/12/04/mencegah-sapi-mengalami-cacingan/ diunduh 11 September 2023. 08.46