Budidaya Tanaman Sayuran Dilahan Terbuka pada Pekarangan dan Telajakan

Oleh:
Ir. I Putu Karyana, MMA
Penyuluh Pertanian Madya

Artikel ini menjelaskan salah satu dari Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan telajakan dengan budidaya tanaman sayuran secara langsung dihamparan terbuka. Mengingat pangan, air, dan energi merupakan kebutuhan mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Secara sederhana manusia membutuhkan makan dan air untuk hidup serta butuh energi guna menunjang mendapatkan kedua hal tersebut. Ketahanan pangan dan energi merupakan isu utama yang menjadi perhatian berbagai negara di dunia saat ini. Selain karena keberadaannya terbatas, laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sehingga kebutuhan akan sumber daya pun meningkat.

Ketahanan pangan merupakan ketesediaan produk yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi dan salah satunya adalah komoditas  hortikultura (sayuran). Komoditas ini memiliki prospek yang cukup baik dikembangkan untuk mendukung ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat dengan menggunakan sarana poduksi seperti bibit unggul bermutu. Apabila, dikelola secara intensif dengan menggunakan teknologi tepat guna, produksi yang dihasilkan benar-benar berkualitas serta dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan.

Komoditas  Sayuran mempunyai daya simpan yang tidak lama tetapi nilai ekonomisnya yang tinggi, sehingga usaha tersebut dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang berskala kecil, menengah maupun besar karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis dan ketersediaan teknologi serta potensi serapan pasar yang terus meningkat.

Permintaan pasar terhadap komoditas hortikultura (Sayuran) khususnya sayur daun, sayur buah (cabe dan tomat), sayur umbi (bawang merah dan bawang putih) dan sayuran lainnya dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, tingkat kesejahteraan, kesadaran akan gizi masyarakat dan pendapatan yang semakin meningkat pula. Namun dibalik semua itu keberadaan komoditas tersebut itu sendiri sampai sekarang masih tetap menghadapi tantangan, seperti: produktivitas dan produksi yang masih rendah terutama pada saat diluar musimnya, adanya serangan Organisme Penganggu Tumbuhan  (OPT), belum optimalnya pemanfaatan lahan yang tersedia serta belum optimalnya penggunaan agroinput.

Dalam rangka meminimalkan terjadinya gejolak kebutuhan pangan rumah tangga masyarakat disaat kondisi pademi Covid-19 ini, maka perlu adanya penanganan di bidang optimalisasi lahan, pekarangan dan telajakan dengan  budidaya tanaman pangan, penanaman pada lahan pekarangan rumah dan telajakan  yang terbatas dengan beberapa strategi sistem budidaya tanaman seperti vertikultura, hydroganik, aquponik/minaponik, hydroponik, rumah lindung/rain selter serta budidaya langsung dihamparan terbuka.

Strategi sektor pertanian ini  merupakan suatu kegiatan untuk mewujudkan ketahanan pangan  rumah tangga yang pelaksanaannya ditingkatkan dengan penanaman tanaman pangan berupa tanaman hortikultura (sayuran) di lahan pekarangan dan telajakan yang dilaksanakan oleh rumah tangga masyarakat, pegawai, PKK/organisasi wanita, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan lainya.

Penanganan komoditas sayuran yang diintegrasikan dengan Program Nangun Sat Kerthi Loka Bali  yang salah satunya dengan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat/krama Bali terutama dalam  hal penyediaan bahan pangan krama Bali menuju Bali Era Baru.

Optimalisasi pengelolaan lahan pekarangan dan  telajakan untuk pengembangan usahatani tanaman sayuran perlu ditingkatkan pelaksanaannya agar dapat memberikan peningkatan produksi dan meminimalkan terjadinya gejolak harga yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan daerah. Pengelolaan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman sayuran  sangatlah berbeda dengan budidaya tanaman lainnya karena memerlukan penanganan lebih. Permasalahan dalam pengelolaan usahatani tanaman sayuran perlu penangnan secara intensif terutama di luar musim.

Salah satu mengintensifkan pemanfaatan lahan pekarangn dan telajakan dengan budidaya tanaman sayuran dihamparan terbuka Budidaya tanaman sayuran di lahan Terbuka

Berdasarkan data statistik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali luas lahan pekarangan dan telajakan di Bali mencapai 2 ribu hektar. Apabila luasan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Bali sehari-harinya. Secara nasional gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang bersinergi program PKK Provinsi Bali dalam kegiatan program HATINYA (Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman). Dengan adanya program berusahatani dilahan pekarangan rumah dan telajakan yang mempunyai manfaat diantaranya :

  1. Ketahanan pangan keluarga bisa dilakukan melalui usaha dilahan sempit/pekarangan/telajakan,
  2. Sumber penghasilan keluarga, ketika sudah dilakukan usaha dalam komunitas yang besar dengan jenis tanaman yang beragam maka akan menjadi komoditas yang mempunyai nilai jual,
  3. Anggaran belanja rumah tangga masyarakat sehari-hari dapat ditekan,
  4. Mengkonsumsi produk yang sehat karena kita sendiri yang mengusahakan,
  5. Menumbuhkan kesadaran lingkungan, karena dengan menanam berarti kita sudah melakukan sesuatu terhadap lingkungan.

Konsep dan program berusahatani dilahan pekarangan rumah dan telajakan  sebenarnya sudah lama dicanangkan, tapi kurang berkembang. Untuk dapat tersosialisasi dan terimplementasinya dengan baik, program HATINYA perlu dilaksanakan dengan gerakan massal, dapat melibatkan berbagai organisasi wanita seperti ; Dharma Wanita, PKK, kelompok Wanita Tani (KWT) dan organisasi wanita lainnya dikaitkan dengan program Gerakan Perempuan Tanam Pelihara (GPTP), begitu juga  terhadap pegawai maupun istrinya agar mengembangakan budidaya tanaman di sekitar telajakan kantor maupun  rumah pribadinya sebagai contoh  yang dapat ditauladani oleh masyarakat umum. Berbudidaya tanaman  ala P2L merupakan berusahatani dengan memanfaatkan alat/media yang ada disekitarnya seperti :

  1. Sarana produksi dengan menggunakan limbah kegiatan SIPADU (Sistem Pertanian Terpadu) baik sebagai pupuk maupun, pestisida nabati
  2. Media/tempat tumbuh dengan memanfaatkan alat/barang bekas rumah tangga seperti : keranjang plastik, ember, panci, karung plastik dan lainnya,

Beberapa contoh budidaya tanaman sayuran di lahan/hamparan terbuba pada pekarangan dan telajakan sebagai berikut

Peningkatan produksi khususnya tanaman sayuran dapat dilaksanakan dengan pemanfataan lahan pekarangan rumah dan telajakan yang terbatas secara optimal sehingga kebutuhan sehari-hari masyarakat/rumah tangga disaat kondisi pademi covid 19 ini dapat terpenuhi.

Denpasar-Bali,     Juli 2020