Perkembangan Harga Komoditas Peternakan Tingkat Konsumen di Provinsi Bali pada Bulan Oktober Terhadap Rata-Rata Harga Bulan September 2022

Oleh :
I Wayan Suarjana, S.TP.
Ahli Pertama-Analis Pasar Hasil Pertanian
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

Bali seperti diketahui merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang sangat terkenal didunia internasional. Kondisi ini menyebabkan Bali dikunjungi oleh banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berimplikasi pada peningkatan kebutuhan akomodasi pariwisata maupun bahan pangan. Berkaca dari hal tersebut diatas, Bali telah menjadi pasar yang besar dan menjanjikan bagi semua pihak yang berkecimpung dalam pemasaran bahan pangan baik yang berasal dari Bali maupun luar Bali. Pasar yang besar ini, selama ini diisi oleh produsen bahan pangan yang berasal dari Bali maupun luar Bali. Dari berbagai jenis bahan pangan yang diperdagangkan, bahan pangan asal ternak menjadi salah satu perhatian utama karena selama ini Bali masih sangat tergantung dengan daerah luar untuk mengisi ruang permintaan yang belum bisa dipenuhi seutuhnya oleh produsen lokal.

Pasar yang ideal adalah pasar yang mampu menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen pada berbagai tingkat harga. Secara lebih khusus, pasar yang ideal terlihat dari harga yang dapat dijangkau oleh konsumen namun masih pada tingkat yang menguntungkan bagi produsen. Sebagai sebuah perwujudan dari interaksi antara permintaan dan penawaran, harga tentu akan bergerak mengikuti interaksi tersebut maupun dipengaruhi oleh faktor lain. Perkembangan harga menjadi perhatian serius dan merupakan salah satu tolok ukur apakah pasar dan perekonomian masyarakat dalam kondisi yang baik-baik saja. Dibawah ini, disajikan persentase perkembangan harga komoditas peternakan tingkat konsumen di Provinsi Bali pada Bulan Oktober 2022. Berikut data perkembangan harga yang dimaksud:

Sumber: Simponi Ternak (diolah)

Tabel diatas menunjukkan bahwa harga komoditas peternakan di provinsi Bali pada Bulan Oktober 2022 sebagian besar bernilai negatif  yang mana hal tersebut berarti terjadi penurunan harga dibandingkan rata-rata harga bulan sebelumnya (Bulan September). Kenaikan harga hanya terjadi pada komoditas pakan ternak broiler dan pakan konsentrat layer yang menunjukkan tren positif. Jika dilihat, penurunan harga terbesar terjadi pada komoditas DOC layer yang mencapai -18,40%. Untuk lebih jelasnya pergerakan persentase perkembangan harga komoditas peternakan Bulan Oktober ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Sumber: Simponi Ternak (diolah)

Perkembangan harga komoditas peternakan Bulan Oktober yang sebagian besar mengalami penurunan akan berdampak pada semakin baiknya daya beli masyarakat akibat harga yang lebih terjangkau. Namun disisi lain, pengkajian diperlukan untuk mengetahui apakah penurunan harga tersebut masih bisa diterima oleh lembaga pemasaran. Penurunan harga yang terjadi pada beberapa komoditas peternakan tersebut kemungkinan diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain jumlah penawaran komoditas dimaksud mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Dalam petunjuk teknis kegiatan pengamanan dan stabilisasi harga pangan tahun 2020 dijelaskan bahwa naik atau  turunnya harga sangat dipengaruhi oleh hal sebagai berikut:

  1. Naik atau turunnya harga input produksi yang secara nyata akan menyebabkan kenaikan ataupun penurunan harga komoditas namun terkadang penurunan harga input produksi tidak serta merta akan menurunkan harga komoditas karena dipengaruhi oleh motif memaksimalkan keuntungan bagi produsen;
  2. Faktor jalur distribusi: jalur distribusi sangat berpengaruh terhadap harga komoditas terutama pada komoditas dengan jalur distribusi yang panjang. Jalur distribusi yang panjang akan meningkatkan biaya pemasaran komoditas yang dibebankan pada konsumen.
  3. Spekulasi dan kompetisi antar pedagang: spekulasi dan kompetisi antar pedagang memiliki pengaruh yang cukup erat terhadap perkembangan harga suatu komoditas. Sebagai contoh, pedagang dalam pasar yang homogen kemungkinan akan melakukan strategi efisiensi produksi sehingga dapat menjual komoditas peternakan pada tingkat harga yang lebih rendah dari harga pasaran untuk menarik pembeli.
  4. Perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan: Perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan sangat dipengaruhi oleh motif memaksimalkan keuntungan. Pedagang yang memiliki komoditas yang spesifik (tanpa atau dengan sedikit kompetitor) akan lebih leluasa untuk memaksimalkan keuntungan daripada pasar yang homogen. Hal ini dikarenakan terbatasnya pilihan bagi konsumen sehingga konsumen pada akhirnya akan membeli komoditas tersebut.