Fenomena El Nino untuk Sektor Pertanian

Oleh :
Kadek Leni, S.Tr.P,
Penyuluh Pertanian
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

El Nino adalah fenomena alami yang mempengaruhi pola iklim global, termasuk di Indonesia. Secara umum, El Nino mengacu pada peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah dan timur. Dampaknya dapat mempengaruhi curah hujan, suhu udara, dan pola cuaca di berbagai wilayah di Indonesia. Menurut BPPSDMP (2023) menyatakan bahwa dengan meningkatnya 1oC anomali suhu permukaan laut di wilayah Nino berpotensi menyebabkan penurunan curah hujan bulanan di wilayah Indonesia berkisar 0-50mm.

Penurunan curah hujan dengan wilayah paling terdampak yaitu Pulau Kalimantan, Sulawesi, sebagian besar Jawa, dan Papua, kemungkinan besar pulau Bali juga ikut terdampak dari cuaca ini.  Dampak yang terjadi dari badai El Nino terlihat pada penurunan debit sungai serta berkurangnya tinggi muka air waduk dan muka air tanah.

El Nino dapat memiliki dampak yang signifikan bagi sektor pertanian di Indonesia. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

  1. Kekeringan: Salah satu dampak utama El Nino adalah penurunan curah hujan, yang dapat menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah. Tanaman pertanian membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan produksi yang optimal. Kekeringan yang disebabkan oleh El Nino dapat mengurangi ketersediaan air irigasi dan menyebabkan kegagalan panen serta penurunan produksi tanaman.
  2. Penyakit tanaman: Perubahan pola cuaca yang terkait dengan El Nino, seperti peningkatan suhu dan kelembapan rendah, dapat menciptakan kondisi yang lebih baik bagi perkembangan penyakit tanaman. Beberapa penyakit seperti hawar daun, layu, dan penyakit lainnya dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan kerugian besar pada tanaman pertanian.
  3. Perubahan pola hama: El Nino juga dapat mempengaruhi pola perkembangan hama tanaman. Beberapa hama seperti wereng padi, ulat grayak, dan kutu daun dapat berkembang biak dengan cepat di bawah kondisi panas dan kering yang sering terjadi selama periode El Nino. Serangan hama yang meningkat dapat menyebabkan kerugian yang signifikan pada tanaman pertanian.
  4. Penurunan produksi dan ketidakstabilan harga: Dampak kekeringan dan serangan penyakit serta hama dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman pertanian di Indonesia. Penurunan pasokan dapat mengakibatkan kenaikan harga produk pertanian, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada ketersediaan pangan dan stabilitas ekonomi.

Namun, penting untuk diingat bahwa fenomena El Nino tidak selalu terjadi setiap tahun dan intensitas serta dampaknya dapat bervariasi dari tahun ke tahun. Anggri Hervani, narasumber dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (2023) strategi menghadapi fenomena El Nino untuk para petani yaitu;

(1) menentukan varietas tanaman yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan;

(2) melakukan pemupukan berimbang;

 (3) menggunakan teknologi hemat air;

 (4) mengatur tinggi muka air pada lahan rawa;

(5) memperbaiki kualitas pakan ternak;

 (6) menggunakan aplikasi Katam dan Siscrop;

 (7) menyediakan sarana penyimpan air seperti embung, long storage, parit dll;

(8) mengaplikasikan konservasi tanah dan air.

Untuk mengatasi dampak El Nino, langkah-langkah mitigasi seperti irigasi yang efisien, penggunaan varietas tanaman tahan kekeringan, pengelolaan hama dan penyakit yang baik, dan diversifikasi sektor pertanian dapat membantu mengurangi kerugian yang disebabkan oleh fenomena ini. Selain itu, pemantauan dan peringatan dini dari lembaga seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga penting untuk membantu petani dan stakeholder terkait dalam menghadapi dampak El Nino.

*Sumber photo : timesindonesia.co.id