Festival Agribisnis Ajang Pemasaran Produk Pertanian

Oleh
Ketut Arjawa, SP., M.Si.
APHP Madya

Pemasaran hasil pertanian pertanian telah mendapatkan perhatian dari Para Steakholders, hal tersebut dapat diperhatikan dari adanya perhatiann dari Pemerintah Provinsi Bali dengan telah diterbitkannya Peraturan Darah Provinsi Bali Nomor : 3 Tahun 2013   tentang Perlindungan Buah Lokal Bali dan lebih teknis lagi telah ditindak lanjuti dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Kerajinan Lokal Bali hal ini menunjukkan bahwa keberpihakan Pemerintah Daerah sangat jelas terlihat produkasi para petani yang selama ini belum mempunyai payung hukum.   Prinsip-prinsip yang merupakan dasar pemikiran diterbitkan Pergub tersebut adalah bahwa produk pertanian, perikanan dan industri Lokal Bali merupakan salah satu produk unggulan daerah, sumber pangan, komoditas perdagangan dan sumber kehidupan dan pendapatan masyarakat yang harus dikembangkan dan diberdayakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan nilai-nilai ”Nangun Sat Kerthi Loka Bali

Implementasi dari Pergub Nomor  99 Tahun 2018 ini, Pemerintah Daerah Provinsi Bali telah memprogramkan anggaran kegiatan Festival Agribisnis sebagai ajang Promosi Pemasaran Hasil Pertanian dalam arti luas. Festival Agribisnis Tahun 2019 ini telah ditampilkan hail-hasil pertanian berupa hasil tanaman pangan, hortikultura dan hasil perkebunan baik yang masih segar, hasil olahan, berbagai macam hasil buah.  Disamping berfungsi sebagai ajang memperkenalkan produk-produk pertanian juga sebagai ajang pemasaran produk-produk pertanian.

Hasil pantauan panitia penyelenggara terhadap penjualan produk pertanian oleh seluruh peserta Festival Agribisnis mencapai total Rp. 686.825.000 selama pameran dgn rincian 70 % dr penjualan bibit tanaman dan bunga anggrek, 35 % dari penjualan oleh2 dan 5% dari penjualan kuliner. Dibandingkan dengan hasil penjualan pada Festival Agribisnis Tahun 2018 sebesar Rp. 500.000.000, Festival Agribisnis Tahun ini mempunyai dampak positif yakni meningkatnya pemasaran produk pertanian.

Bapak Gubernur Bali Didampingi oleh Sekda Bali dan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali meninjau pelaksanaan Festival Agribisnis 2019

Selama Festival Agribisnis berlangsung, penulis melakukan pantauan terhadap harga komoditi hasil pertanian sebagai berikut :

  1. Peserta Pameran dari Kantor Wilayah Bali Perum Bulog menjual hasil pertanian berupa :

Beberapa komoditi  olahan dijual yakni :

  • Kopi bubuk jenis arabika dijual dengan harga Rp 30.000/100gr
  • Kopi bubuk jenis robusta dijual dengan harga Rp. 30000/250 grm
  • Virgin Coconut Oil (VCO) dijual dengan harga Rp 30000/100 ml
  • Gula semut dijual dengan harga Rp 25.000/250 gr
  • Mete siap makan dijual dengan harga Rp 25.000/145 gr atau 1kg dengan biji utuh dijual dengan harga Rp. 180.000/1kg
Para pengunjung Festival tertarik untuk membeli produk pertanian

Tidak kalah menariknya adalah promosi tentang bahan tanaman (bibit tanaman), bibit tanaman ini ternyata sangat menarik para pengunjung dan membeli beberapa jenis tanaman seperti Bibit duren jenis musangking, bibit jeruk ada jenis jeruk dekopon, bibit blimbing, bibit manga, bibit jambu biji,  dan masih banyak jenis bibit yang lain.  Menurut pengusaha bibit I Gede Sukra Suarnaya, menjelaskan bahwa pihaknya mampu menjual bibit tanaman sebesar Rp. 60.000.000, jenis bibit lain jenis bayam brasil bibit dalam polybag dalam vertikukture, jenis sayuran lain dengan Teknik Hydroponik.  Tanaman anggrek juga banyak diminati oleh pengunjung seperti anggrek bulan, Catalia, oncidium renantera.

Disamping itu pula ditampilkan produk dari komoditi perkebunan berupa kopi bubuk dari jenis robusta dijual dalam kemasan 250 gram seharga Rp. 30.000, kopi bubuk jenis arabika dijual dengan harga Rp. 30.000/100grm, kacang mete siap saji dijual dengan harga Rp. 25.000/145 grm atau Rp. 180.000/1 Kg, gula semut dijual dengan  harga Rp. 25000/ 250 grm, Virgin Coconut Oil (VCO) dijual dengan harga 30.000/100 ml.

Tidak kalah menarik bagi para pengunjung adalah jenis tanaman anggrek,  yang menurut salah satu pengusaha yang jualan anggrek adalah Dutha Orchid bahwa total penjuan sebesar Rp. 45 juta dengan kisaran harga antara Rp. 90.000 – Rp. 200.000/pohon baik jenis anggrek Catelia, Oncidiun Renentra dan jenis yang lain.

Bapak Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali menyaksikan penandatangan MOU

Pada kesempatan tersebut dalam upaya mendekatkan produsen dengan konsumen akhir telah terjadi kesepakatan antara produsen dengan konsumen yaitu kesepakatan kerjasama dibidang pemesaran yang ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MOU).  Pihak-pihak yang melakukan kerjasama pemasaran produk pertanian antara lain:

  1. I Made Sianta alamat Desa Padangan Kec. Pupuan Kab. Tabanan sebagai Manager Pemaaran STA Sari Buah bekerjasama bidang pemasaran buah lokal dengan mitra usahanya Bapak Bambang Sumitro alamat Jl. Tunjung Sari No. 7X Denpasar Bali sebagai Pimpinan Unit Pembelian Fresh Food Tiara Dewata.
  2. Dewa Nyoman Linggih alamat Desa Candikuning Kec. Baturiti Kab. Tabanan sebagai Ketua Kelompok Tani Mega Farm bekerjasama bidang pemasaran sayuran dengan mitra usahanya Bapak I Ketut Nasa alamat Kuta Badung sebagai Hygeine Manager Discovery Kartika Plaza Hotel Bali
  3. I Gusti Ngurah  Rupa alamat Desa Catur Kec. Kintamani Kab. Bangli sebagai Klian Subak Abian Wanasari Kenjung bekerjasama bidang pemasaran Kopi Arabika Organik dengan mitra usahanya dr. Made Windu Segara Senet alamat Jl. Kerta Negara  No. 76 Denpasar Bali sebagai Pemilik Manmgsi Caffe.
  4. I Putu Mawa  alamat Desa Gumrih Kec. Pekutatan Kab. Jembrana sebagai Ketua UPH Sari Bumi bekerjasama bidang pemasaran Coklat dengan mitra usahanya Alit Martini alamat Jl. Sri Wedari No. 99 Ubud Gianyar sebagai General Manager Hotel Bet Western Premiere.
  5. I Wayan Selamet alamat Desa Pengotan Kec Bangli Kab. Bangli  sebagai Ketua Kelompok Tani Dana Lestari  bekerjasama bidang pemasaran buah jeruk dengan mitra usahanya Bapak Saptaji Prihantoro alamat Jl. I Gusti Ngurah Rai Desa Werdhi Buana Mngwi Badung sebagai Pimpinan Cabang PT Indomarco Prismatama
  6. I Made Sudarma alamat Desa Sekumpul Kec. Sawan Kab. Buleleng sebagai Ketua Kelompok Manggis Sari bekerjasama bidang pemasaran buah Manggis dengan mitra usahanya Anak Agung Gede Wedhatama P. M.Eng alamat Jl. Raya Lukluk Kabupaten Badung sebagai Direktur PT. Bali Organik Subak (BOS)
  7. I Wayan Sukawadi alamat Br. Mayungan Desa Antapan Kec. Baaturiti Kab. Tabanan sebagai Ketua Kelompok Petani Bunga Bali Gemitir bekerjasama bidang pemasaran bunga gemitir dengan mitra usahanya Bapak Idil Andi alamat Jl. Perikanan No. 13 Pancoran Mas Depok sebagai Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias.

Harapan para pihak yang telah sepakat melakukan kerjasama dibidang pemasaran dapat terealisasi baik dipihak produsen sebagai penydia produk maupun pihak yang membutuhkan produk, lalulintas perdagangan lancar, produk petani sudah menjadi jelas pasarnya, meperoleh harga yang dapat memberika keuntungan bagi produsen.  Pada akhirnya harapan untuk dpat memberikan peningkatan pendapatan dan terwujudnya pencapaian tujuan petani menjadi lebih sejahtera.