GERTAK Kopi Di Desa Catur Kintamani

“Salah Satu Upaya Mendukung Peningkatan Ekspor Kopi”

Oleh :
I Nyoman Gde Surendra Atmaja, SP
Penyuluh Pertanian Ahli Muda

Kopi adalah salah satu komoditas perkebunan penting bagi perekonomian di Indonesia sebagai penghasil devisa negara selain komoditi lain seperti minyak dan gas. Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar kopi di dalam negeri juga masih cukup besar. Di Indonesia sendiri, ada jenis kopi yang lebih dominan dikembangkan yaitu jenis Kopi Arabika dan Kopi Robusta.

Dikutip dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, produksi Kopi di Indonesia pada Tahun 2020 mencapai 762.000 Ton dimana 99,33% produksinya dihasilkan oleh perkebunan rakyat dan sisanya dihasilkan oleh Perkebunan Besar Negara/Swasta. Sebagian besar produksi kopi Indonesia diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Ekspor Kopi alam Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika dan dengan pangsa utama di Eropa. Adapun lima besar negara pengimpor Kopi alam Indonesia adalah United States, Malaysia, Japan, Egypt, dan Germany. Volume ekspor terbesar di tahun 2020 adalah United States mencapai 54,49 ribu ton atau 14,36 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$ 202,45 juta.

Mendukung program Kementerian Pertanian dalam upaya peningkatan tiga kali ekspor (Gratieks) maka Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan melaksanakan Gerakan Tanam Kopi (GERTAK) di seluruh Provinsi/Kabupaten sentra kopi di Indonesia.  Acara seremonial dilaksanakan secara hybrid (offline dan online) pada hari rabu tanggal 26 Januari 2022. Pelaksanaan acara secara offline dilaksanakan di Lokasi Milik PT Geo Dipa Energi Unit Patuha, Desa Sugih Mukti Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Acara dalam jaringan ini dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian dan Jajaran eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian, Gubernur Jawa Barat, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Pelaku usaha di Bidang Kopi dan Stake Holder terkait. Sedangkan untuk penanaman secara online dilakukan di sentra penghasil kopi di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Provinsi Bali. Salah satu sentra penghasil kopi Provinsi Bali adalah di Kabupaten Bangli tepatnya di daerah Kintamani. Kopi yang banyak dikembangkan di daerah ini adalah Kopi Arabika dengan karakteristik aroma bubuk kopi yang mempunyai kesan manis, sedikit aroma rempah-rempah serta rasanya mengeluarkan aroma citrus/jeruk. Tahun 2008 Kopi Arabika Kintamani sudah mendapat sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Gerakan Tanam Kopi (GERTAK) di Provinsi Bali dilaksanakan Subak Abian Wanasari Kenjung, Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, sebagai salah satu sentra penghasil kopi arabika berkualitas ekspor. Acara ini dihadiri oleh Perwakilan Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Kepala Desa Catur serta Koordinator Badan Penyuluh Pertanian Kintamani Barat, Kelian Subak Abian Wanasari Kenjung serta anggotanya. Sambutan dari Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. I Dewa Ayu Nyoman Budiasih, mengatakan bahwa dipilihnya Subak Abian Wanasari Kenjung sebagai tempat Gerakan Tanam Kopi di Bali karena Subak Abian ini merupakan salah satu anggota Indikasi geografis, sudah mendapatkan sertifikat organik dan memiliki pengolahan kopi di Unit Pengolahannya. Disebutkan juga bahwa, Kabupaten Bangli selalu menjadi prioritas Direktorat Jenderal Perkebunan dalam penyaluran bantuan peremajaan dan perluasan tanaman kopi.

Acara Gerakan Tanam Kopi dimulai dengan melakukan penanaman serentak di 33 Provinsi/Kabupaten sentra penghasil kopi, penandatangan Kesepakatan Bersama antara pelaku usaha dengan petani kopi, serta penyerahan bantuan dan KUR kepada petani kopi, kemudian dilanjutkan dengan arahan Menteri pertanian Republik Indonesia, Dr H. Syahrul Yasin Limpo, S.H, M.H. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan bahwa selama 2 tahun terakhir ini pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha hanya sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 16,24% sedangkan untuk eksport komoditi pertanian pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 38,68%. Dengan kondisi tersebut, hampir 2juta orang di Indonesia kembali berkecimpung di sektor pertanian. Disebutkan juga, bahwa tahun ini Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menargetkan pengembangan 10 Juta pohon kopi. Hal ini dikarenakan minum kopi diseluruh dunia sudah menjadi sebuah trend/gaya hidup, sehingga menjadikan peluang pasar kopi yang sangat besar. Bapak Menteri juga mengajak masyarakat bahwa adanya Gerakan Tanam Kopi ini, menjadikan Indonesia dapat menyerbu pasar Internasional dengan menargetkan kedai-kedai kopi di seluruh dunia yang diisi kopi dari Indonesia.