Koordinasi dan Sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan untuk Pencegahan Food Waste

Oleh :
Ni Wayan Lia Widyantari, S.P.
Analis Pangan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali melaksanakan Koordinasi dan Sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan untuk Pencegahan Food Waste Tahun 2023 di Hotel Grand Pallace Sanur, Denpasar. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat 10 November 2023 ini bertujuan untuk melakukan pencegahan food waste untuk kewaspadaan pangan dan gizi tahun 2023.

Food Waste, merupakan makanan yang telah melewati rantai pasokan makanan hingga menjadi produk akhir, berkualitas baik, dan layak dikonsumsi, tetapi tetap tidak dikonsumsi dan dibuang. Kegiatan tersebut diadakan, karena Food Loss and Waste (FLW), menjadi salah satu tantangan terbesar dalam sistem pangan saat ini. 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dr. I Wayan Sunada, S.P., M.Agb. dalam sambutannya menyampaikan bahwa ancaman krisis pangan maupun masalah kerawanan pangan dan gizi masih menjadi tantangan yang harus diatasi hingga saat ini. Berdasarkan data FAO sampai dengan akhir 2022, sekitar 970.000 jiwa beresiko kelaparan dan masih banyak orang masih tidak mampu membeli makanan sehat dan layak makan. Sepertiga dari pangan yang diproduksi terbuang setiap tahunnya, dan hal ini menjadi perhatian serius bagi Indonesia dan Bali pada khususnya.

Disampaikan juga pada saat yang bersamaan, bahwa Provinsi Bali sampai saat ini menanggulangi permasalahan stunting dengan menjalankan kegiatan Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius) yang menyasar anak-anak sekolah dasar di Provinsi Bali dan mensosialisasikan stop boros pangan (tidak menyisakan makanan yang sedang dimakan). Edukasi ini selain memperkenalkan kebutuhan gizi dari anak-anak juga memberikan edukasi bahwa mengambil makanan secukupnya lalu habiskan setelahnya.

Keberhasilan penanganan Food Waste melalui Gerakan Selamatkan Pangan ini, memerlukan komitmen dan sinergi kebijakan, serta program antara pemerintah pusat dan daerah, untuk mendorong kolaborasi yang berkelanjutan antara seluruh pemangku kepentingan dari hulu ke hilir. Adapun pendekatan yang dilakukan yaitu, pencegahan terhadap terjadinya kemubadziran atau pemborosan pangan melalui penetapan kebijakan yang disertai dengan sosialisasi, promosi dan advokasi kepada pihak-pihak terkait. Kemudian fasilitasi aksi penyelamatan pangan untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui kerjasama atau kolaborasi dengan para donatur pangan, beserta bank pangan atau penggiat Selamatkan Pangan. Diketahui kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber dari Badan Pangan Nasional, Kementerian Bappenas, SOS Bali, PKK Provinsi Bali dan Bappeda.