Pelatihan Pembuatan Biosaka di Subak Sembung, Desa Peguyangan Kota Denpasar

Oleh :
Komang Riska Wardani
(POPT Ahli Pertama UPTD. BPTPHBUN Provinsi Bali)

Pada hari Selasa, 6 Desember 2022 para petani di Subak Sembung Desa Peguyangan  Kota Denpasar bersama petugas pertanian Kota Denpasar juga Provinsi Bali dilatih pembuatan Biosaka. Kegiatan pelatihan disaksikan langsung oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Ir. Suwandi, M.Si, dan penyampain materi oleh Dr. Rachmat, S.Si., M.Si selaku koordinator padi irigasi dan rawa Direktorat Serealia.

Pelatihan biosaka dilaksanakan agar petani mendapat manfaat dari keberhasilan biosaka seperti yang sering kita dengar dan saksikan di berbagai platform media sosial tentang keberhasilan petani di Blitar menggunakan cairan bahan alami biosaka. Prof Dr. Robert Manurung Dosen ITB menyatakan bahwa biosaka ini sebagai elisitor, dimana elisitor ini dapat merangsang sel-sel pada tanaman sehingga dapat tumbuh dengan baik. Bahan alami biosaka ini merupakan ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal pertanaman yang mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. 

Menurut Bapak Rachmat, pemanfaatan bahan alami biosaka terdapat tiga tahap penting yang harus diperhatikan, pertama pemilihan bahan yang tepat yaitu memanfaatkan berbagai macam dedaunan atau rerumputan yang kondisinya sehat, artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan bekas gigitan serangga atau serangan HPT, kedua proses pembuatan yaitu dengan meremas (tidak menghancurkan) dedaunan atau rerumputan di dalam air sampai tercampur secara homogen (tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan gas meskipun disimpan dalam waktu yang lama), dan yang ketiga adalah aplikasi di lapangan dengan penyemprotan pada waktu dan cara yang tepat, seperti penyemprotan dengan pengabutan dan tidak disemprotkan secara langsung ke tanaman,

Rumput dan daun terseleksi dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air, untuk satu genggam sekitar 250-300 gram rumput dibutuhkan air sekitar 3-5 liter. Rumput diremas pelan memutar dan diselingi dengan adukan agar homogen, peremasan pelan dilaksanakan sekitar 20-30 menit, setelah itu dilakukan penekanan lebih kuat, sambil terus diselingi dengan pengadukan.  Peremasan dihentikan bila warna telah coklat gelap homogen, sedikit berbusa.  Pengaplikasian Biosaka menggunakan sprayer, dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter diatas tanaman, nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut, aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata. Dosis aplikasi untuk tanaman padi dan jagung yaitu 40 ml per 15 liter air alat semprot, sedangkan untuk tanaman cabai, tomat, kacang tanah dosis 20-30 ml per tangki sprayer tergantung umur tanaman, periode aplikasi sekitar 10-14 hari sekali.

Elisitor Biosaka adalah temuan penting dari alam yang berpotensi dasar membuat tanaman sehat dan murah karena bahan tersedia melimpah di alam, akan tetapi dari segi ilmiah masih banyak yang belum dapat dijelaskan.  Elisitor Biosaka adalah teknologi terbarukan yang ditemukan oleh petani, fakta membuktikan bahwa, teknologi ini telah berhasil dicoba secara luas, akan tetapi secara ilmiah masih banyak misteri yang harus diungkap atau diteliti sesuai bidang ilmu terkait.  Untuk itu masih terbuka lebar untuk mencoba dan meneliti dan mengkaji Elisitor Biosaka ini.