[Ulasan] Seminar Diskusi : “Meskipun El-Nino, Bisa Panen” oleh PERHIMPI Indonesia

Oleh:
Muhammad Ilham Kurniawan, S.T. ,
Analis Alat dan Mesin Pertanian

Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan RI bekerjasama dengan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI) menyelenggarakan forum diskusi dengan tema “Meskipun El-Nino, Bisa Panen”. Tujuan diselenggarakannya forum diskusi untuk menghimpun dan berbagi pengalaman dalam penanganan kekeringan akibat El-Nino dari para pelaku dan penggerak komunitas pertanian. Forum diskusi diselenggarakan pada hari Selasa 4 Juli 2023 secara hybrid dan diikuti oleh UPT Kementan RI, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, dan Praktisi Pertanian dan dari akademisi.

Acara dibuka oleh Menteri Pertanian Prof. Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si, M.H, yang memberikan arahan menekankan kembali pentingnya perhatian terhadap pertanian sebagai sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim dalam hal ini El Nino dan upaya antispasinya dalam menghadapi krisis pangan global. Dalam kesempatan ini, Menteri Pertanian mengingatkan jajaran Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten harus segera melakukan upaya dan adaptasi El-Nino di sektor pertanian.

Forum diskusi dibuka oleh Sekretaris BSIP Kementan sekaligus Sekjen PERHIMPI Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA. Acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Dewan Penasehat PERHIMPI Prof. Dr. Justika S. Baharsjah. Pada sambutannya beliau menyampaikan bahwa El-Nino diprediksi akan semakin menguat dimulai dari bulan Juni sehingga perlu adanya antisipasi dan strategi untuk menghadapinya. Pada kesempatan yang sama Prof. Dr. Justika S. Baharsjah juga menyampaikan bahwa PERHIMPI sudah saatnya menuju Standardisasi, karena pasar global sudah mengharuskan adanya standar baik pada proses maupun produk yang dihasilkan. Acara forum diskusi dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi dan diskusi bersama empat narasumber, yakni 1) Prof. Dr. Yonny Koesmaryono (Pengarusutamaan tata kelola dan peningkatan kapasitas SDM pertanian dalam adaptasi perubahan iklim); 2) Prof. Dr. Yunita T. Winarto (Pengelolaan kelembagaan dan pemberdayaab petani dalam rangka adaptasi perubahan iklim); 3) Suswaningsih, S.TP (Cerita sukses: mengubah lahan tandus menjadi lahan produktif); dan 4) Bapak Juwari (Cerita sukses: implementasi Teknologi panen dan hemat air pada lahan kering).

Materi Prof. Dr. Yonny Koesmaryono juga disampaikan bahwa sebagai negara yang terletak di daerah tropis dan maritim, sudah mengalami atau menghadapi elnino sejak dulu sehingga tidak perlu panik, karena sesungguhnya petani di Indonesia sudah mempunyai metode untuk menhadapi hal tersebut melalui pengalaman. Langkah yang dapat dilakukan adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Pertanian mulai dari Peneliti, Dinas Pertanian, Penyuluh dan Petani serta harus ada sinergitas antar bagian.

Prof. Dr. Yunita T. Winarto menyampaikan bahwa empiris/pengalaman itu terbatas jika ada resiko perubahan iklim sehingga terdapat hal-hal tidak terduga dapat terjadi. Sehingga perlu dilakukan pendekatan ilmiah dengan petani yang dibangun melalui proses belajar dan praktek di lapangan. Dengan membiasakan untuk mengatahui kondisi cuaca, iklim, dan sawah sehingga dengan pengalaman mengamati kondisi tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi kondisi perubahan iklim saat El Nino.

Pada jeda sesi diskusi ada penyampaian laporan dari Plt. Kepala BSIP Kementan RI sekaligus Ketua Umum PERHIMPI Prof. Dr. Fadjry Djufry dan sambutan Sekjen Kementan Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc. kemudian dilanjutkan oleh Menteri Pertanian RI Prof. Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H, M.H memberikan arahan dan briefing terkait langkah operasional dalam menghadapi El-Nino dan krisis pangan global. Pada sesi terakhir dilaksanakan diskusi antara peserta luring maupun daring dengan para narasumber dan acara ditutup oleh Sekjen PERHIMPI. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam menyampaikan ada 9 upaya antisipasi dan adaptasi El Nino pada sektor pertanian, yaitu identifikasi dan mapping lokasi yang berdampak kekeringan, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan,peningkatan ketersedian alsintan untuk mendukung percepatan tanam, peningkatan ketersediaan air salah satunya dengan cara pompanisasi, penyediaan benih yang tahan kering dan OPT,program 1000 ha adaptasi dan mitigasi dampak El Nino, pengembangan pupuk yang terpusat dan mandiri, adanya dukungan pembiayaan dan asuransi, serta menyiapkan lumbung pangan sampai di tingkat desa.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Suswaningsih, S.TP dan Bapak Juwari yang membagikan kisah sukses yang beliau lakukan dalam memperbaiki daerah masing-masing yang mempunyai tantangan terkait kondisi tanah yang keras dan berbatu yang menjadi tanah gersang menjadi sebuah lahan pertanian yang subur dan produktif dengan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga dengan keberhasilan tesebut dapat meningkatkan kesejahteraan petani yang ada di daerah tersebut. Forum diskusi ditutup oleh Bapak Dr. Haris Syahbuddin, DEA selaku Sekertaris Jenderal PERHIMPI yang menyampaikan bahwa untuk menhadapai Iklim harus ada kolaborasi antara komponen SDM Pertanian lainnya agar dapat diantisipasi dan ditanggulangi sehingga ditengaj kondisi tersebut, pertanian tetap terkendali dan berjalan sebagaimana mestinya.

Bisa disimak selengkapnya pada link :