[ULASAN] Webinar Propaktani: Tanaman Pangan Organik Peluang dan Tantangannya

Oleh:
Anak Agung Arista Satwikani, S.P
Analis Ketahanan Pangan Ahli Pertama

Pertanian Organik Bali memiliki keunggulan antara lain peluang ekspor tinggi karena kunjungan wisatawan serta banyaknya event Internasional yang terselenggara di Bali. Selain itu, adanya dukungan Pemerintah Provinsi Bali terhadap pertanian organik melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 Sistem Pertanian Organik, dukungan sistem perairan subak serta lahan pertanian yang masih luas untuk menerapkan pertanian organik.

Webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 27 September 2023 menghadirkan 3 (tiga) orang narasumber yaitu:

  1. Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS. (Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi IPB University)
  2. Ir. I Gede Bagus Arsana (Komisaris PT. Bali Sri Organik) dan
  3. Sutimin, SE (Ketua Dewan Pakar MAPORINA Kalimantan Timur).

Webinar dibuka dengan sambutan Dirjen Tanaman Pangan, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh masing-masing narasumber.  Materi pertama disampaikan oleh Ir. I Gede Bagus Arsana sebagai Komisaris PT. Bali Sri Organik, dengan materi berjudul “Kesiapan Produk Beras Organik Bali untuk Ekspor”.

Sejak tahun 2017, Indonesia sendiri telah mengekspor beras organik ke lima negara, yaitu Belanda, Bangladesh, Malaysia, Belgia, dan Amerika Serikat. Selain untuk ekspor, beras organik juga memiliki peluang di dalam negeri mengingat manfaat dari beras organik dan nasi masih menjadi makanan pokok masyarakat.

Bali Sri Organik melalui produk beras organiknya telah menerapkan sistem pertanian organik yang selaras dengan alam dengan menghindari dan membatasi pemakaian bahan kimia sintesis sehingga menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan serta menjaga keseimbangan lingkungan dan siklus alamnya dengan memegang 4 prinsip organik yaitu kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan.

Selanjutnya, pemaparan materi kedua berjudul “Perkembangan Konsumen dan Tren Konsumsi Pangan Organik” yang dibawakan oleh Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS. Adanya tantangan penyediaan pangan masa kini meliputi bertambahnya jumlah penduduk, akses pangan di beberapa wilayah yang tidak merata, perubahan iklim global dan pemborosan pangan.

Sementara, tren konsumsi pangan saat ini mengarah pada tren pangan sehat karena kesadaran konsumen terhadap kesehatan sehingga memilih untuk mengkonsumsi pangan organik. Saat ini telah dikembangkan Sustainable Nutrition dan Sustainable Food System, dimana bukan hanya menyediakan pangan yang berkualitas dan sehat, tapi juga pangan berkelanjutan sehingga generasi mendatang dapat menikmatinya. Terdapat empat dimensi dalam Sustainable Nutrition yaitu:

  1. Secara gizi: cukup, aman dan sehat.
  2. Secara ekonomi mudah diakses, terjangkau, adil secara ekonomi
  3. Secara lingkungan: tidak merusak lingkungan
  4. Secara social-budaya: bisa diterima.

Menurut beliau, meningkatnya perhatian konsumen terhadap isu keamanan pangan dan sustainabilitas lingkungan menyebabkan perubahan preferensi konsumen terhadap konsumsi pangan menjadi konsumsi pangan berkelanjutan (sustainable food consumption). Selain itu, konsumen dalam membeli suatu produk pangan melihat gizi, pengaruhnya terhadap kesehatan dan rasa sehingga perlu mengembangkan pertanian organik.

Pemaparan Ketiga dilanjutkan dari Sutimin, SE dengan judul “Membangun Ketahanan Pangan Melalui Pertanian Organik Terpadu”. Urban Farming sebagai solusi dalam membangun ketahanan pangan keluarga yang memanfaatkan ruang terbuka semaksimal mungkin menjadi lahan hijau produktif serta ramah lingkungan. Urban Farming dapat dilakukan di lahan perkotaan yang terbatas dengan menggunakan metode penanaman vertikultur, hidroponik, wall gardening dan akuaponik.

Webinar ini dapat disimak pada :